Pribadi otentik akan mencapai keberhasilan yang diinginkan. Salah satu kunci keberhasilan adalah terbuka terhadap orang lain, khusunya terbuka kepada para orang yang dikasihi, (orang tua, keluarga, terlebih pasangan hidup kita).Â
Ketika kita mempu membuka diri kepada orang lain, maka kita akan mengetahui apa yang orang lain kehendaki. Karena itu, agar perjalanan hidup kedisiplinan kita dapat terarah dengan baik, maka perlu adanya tanggung jawab.Â
Tanggung jawab, mengandaikan adanya tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan tentu perlu ada feedback atas apa yang telah dilakukan.Â
Tanggung jawab dapat kita artikan sebagai kemampuan memberi jawaban atau kemampuan untuk memberi laporan atas apa yang telah dijalankan atau lakukan.
Sebagai pribadi berintegritas, tugas dan tanggung jawab kita adala membina diri untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Tanggung jawab yang sejati tercermin dari hal-hal kecil yang selalu diperhatikan dalam kebersamaan hidup.Â
Kalau hal-hal kecil saja sulit atau bahkan tidak dijalakan, maka kita juga tidak akan dapat melakukan hal-hal yang lebih besar, yang dipercayakan kepada kita.Â
Maksudnya, segala kepentingan bersama haruslah diutamakan dari pada kepentingan pribadi, dan yang paling penting adalah kebersamaan. Hidup bersama masyarakat seperti sekarang ini, menuntut setiap kita agar hidup tidak untuk diri kita sendiri.Â
Dari semua ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa, kedisiplinan dan tanggung jawab adalah dua hal yang sangat urgen dan harus mendapat perhatian kita semua sebagai seorang pribadi utuh dan berintegritas.Â
Pribadi utuh dan beritegritas adalah pribadi yang menghayati dan menjalankan kedisiplinan diri secara otentik dan selalu siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, baik itu pribadi maupun bersama.Â
Untuk itu kedisiplinan dan tanggung jawab haruslah diinternalisasikan dalam diri setiap kita, sehingga apa yang dicita-citakan dapat terwujud.