Lihat ke Halaman Asli

Diannita Harahap

TERVERIFIKASI

Microbiologist

Deteksi Ikan Asin Bebas Formalin dengan Tanaman Ini

Diperbarui: 10 Februari 2023   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Ikan asin. Sumber : freepik.com/Azerbaijan_stockers

Seseorang tidak bisa berpikir dengan baik, mencintai dengan baik, dan tidur nyenyak jika belum makan dengan baik (Virginia Woolf).

Kesehatan adalah aset tak ternilai bagi manusia. Ketika tubuh dalam kondisi sehat maka segala aktivitas dapat dilakukan dengan baik.

Terdapat pola berulang dalam keseharian yang berpotensi mengganggu kesehatan. Salah satunya yaitu pola makan.

Aktivitas makan secara berulang dapat memberikan peluang menimbulkan gangguan kesehatan, jika apa yang kita konsumsi mengandung bahan kimia berbahaya dalam makanan.

Bahan kimia berbahaya pada makanan yang sering ditemukan yakni boraks, formalin, rodhamine B dan methanil yellow. Lazimnya, bahan berbahaya tersebut tidak diperbolehkan ada pada makanan.

Bahan kimia tersebut ditambahkan pada makanan untuk menciptakan kualitas yang lebih baik seperti tingkat kekenyalan, ketahanan simpan dan warna yang lebih cerah. Namun, dalam waktu yang relatif panjang dapat mengancam jiwa.

Ikan asin merupakan ikan olahan yang banyak diminati masyarakat. Tidak sedikit menu masakan Indonesia dengan bahan dasar ikan asin.

Olahan ikan dengan menambahkan garam masih memungkinkan ikan asin rusak jika diletakkan di etalase terbuka untuk dijual. 

Gangguan serangga seperti lalat, belum lagi intaian jamur mikroskopis kontaminan yang sifatnya tahan kadar garam tinggi (fungi ekstrem halofil) yang sangat memungkinkan menjadi pemicu kerusakan jika tidak diberi pengawet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline