Lihat ke Halaman Asli

Dian Kelana

TERVERIFIKASI

Pengelana kehilangan arah

Ini Dia, Hasil Penantian Selama 5 Tahun!

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14140192741638195754

[caption id="attachment_368479" align="aligncenter" width="560" caption="Hasil penantian selama lima tahun"][/caption]

Awal bergabung dengan Kompasiana tanggal 19 November 2009, niat semula adalah untuk menuliskan kisah perjalanan hidup saya. Sebuah keinginan yang telah terpatri sejak saya berusia 15 tahun, tahun 1970.

Sebelumnya, saya telah mencoba mengetiknya dengan mesin tik manual. Hasil dari honor saya menulis tentang fotografi di majalah Hai tahun 1985. Tapi kejenuhan dan kemalasan karena tidak tahu kemana tulisan itu hendak saya kirimkan, dan saya juga bukanlah seorang arsiparis yang baik. Maka arsip tulisan itu akhirnya menguap entah kemana.

Setelah bergabung dengan Kompasiana, saya sudah bertekad: tidak akan menulis apapun selain dari tulisan kisah pengalaman dan perjalanan hidup saya, atau yang lebih populer disebut sebagai biografi, dan karena ditulis sendiri sebutannya menjadi otobiografi.

Pada awalnya, saya cukup konsisten menjalani tekad saya itu. Tapi sebuah acara yang digelar oleh Kompasiana berjudul Kompasiana Monthly Discussion, yang kemudian disingkat menjadi Modis, yang kemudian diiringin dengan acara-acara lainnya. Membuat saya mulai melupakan niat awal saya bergabung dengan Kompasiana itu.

Acara demi acara saya ikuti, lalu saya sajikan dalam bentuk reportase bergambar, sehingga akhirnya sebuah "branding" mulai melekat pada diri saya sebagai fotografer yang selalu lalu-lalang disetiap acara Kompasiana, yang kehadirannya senantiasa di tunggu oleh para kompasianer untuk bernarsis ria. Mejeng secara berkelompok atau sendiri-sendiri, atau terekam dalama gambar yang memperlihat sebuah acara yang tengah berlangsung.

Hadirnya sebuah kamera digital yang saya tenteng pada setiap acara, cukup membantu saya memuaskan hobi saya mengabadikan teman-teman. Seandainya saya masih memakai kamera konvensional yang memakai film, akan habis biaya berapa saya setiap acara?

Asyik dengan acara-acara Kompasiana, membuat saya lupa akan tujuan awal saya, sehingga waktu berlalu tanpa terasa.

Pada sebuah obrolan bersama Pepih Nugraha di acara Nangkring Kompasiana beberapa bulan lalu, Pepih memberikan bocoran. Bahwa pada Kompasianival 22 November nanti, semua Kompasianer yang telah menerbitkan buku akan diberi kesempatan untuk menjual buku mereka di Kompasianival. Bocoran ini membuat semangat pergolakan PRRI saya langsung meningkat.

Ini adalah kesempatan dan peluang yang harus dimanfaatkan! Saya tidak ingin lagi terlena. Cukup lima tahun rencana saya ini terbengkalai, saat ini harus segera di tuntaskan!

Dari hasil diskusi dengan teman-teman yang telah menerbitkan buku, maupun yang berprofesi sebagai penerbit. Saya lalu mengambil keputusan, bahwa buku saya ini akan diterbitkan secara indie. Kenapa? karena dengan diterbitkan secara indie, saya bisa menggejar tenggat waktu terbit sebelum datangnya tanggal 22 November saat diadakannya Kompasianival di Taman Mini Indonesia Indah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline