Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Fenomena Cashless Society di Universitas Indraprasta PGRI

Diperbarui: 16 Maret 2024   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Cashless society adalah fenomena masyarakat memanfaatkan pembayaran digital saat melakukan transaksi keuangan, sehingga penggunaan uang tunai minim terjadi. Munculnya konsep cashless society juga didasari oleh fakta yang mengungkapkan bahwa jika penggunaan uang tunai secara fisik dalam transaksi membutuhkan biaya-biaya yang tidak sedikit, terutama dalam kaitannya penerbitan uang fisik, perputaran dan pendistribusian, perawatan serta penggantian uang yang rusak/usang.

Saat pandemi Covid-19 melanda, yakni pada 2020, nilai transaksi belanja menggunakan uang elektronik juga terus tumbuh 41,16% dibanding tahun sebelumnya, bahkan nilainya mencapai 204,9 Triliun. Bank Indonesia memperkirakan nilai transaksi uang elektronik akan semakin meningkat pada tahun ini mencapai Rp 495,2 triliun, tumbuh 23,9% dibandingkan 2021.

Kemudahan dan kenyamanan menjadi salah satu manfaat utama bagi civitas kampus dalam menggunakan sistem pembayaran digital. Mahasiswa tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar yang rentan hilang atau dicuri. Dengan menggunakan metode pembayaran digital, mahasiswa dapat melakukan pembayaran dengan mudah di berbagai tempat, seperti membayar tagihan biaya kuliah secara online atau transfer, membayar parkir di kampus dengan kartu e-money, membeli makan di sekitaran kampus dengan QRIS, hingga berbelanja di toko online lainnya. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cashless society memberikan kenyamanan dan fleksibilitas dalam melakukan transaksi, yang sangat berharga bagi mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi.

Selain itu, cashless society juga bermanfaat untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Melalui penggunaan metode pembayaran digital, masyarakat kampus dapat melacak pengeluarannya dengan lebih rinci serta mengecek riwayat transaksi secara real time. Hal tersebut membantu dalam hal merencanakan anggaran, mengontrol pengeluaran, dan menerapkan kebiasaan keuangan yang sehat.

Selain keuntungan menggunakan pembayaran cashless dan cardless, ada juga kerugiannya, yaitu bergantung pada teknologi, ada kemungkinan internet terganggu. Jika terjadi gangguan, dikhawatirkan transaksi gagal. Selain itu pengguna juga perlu mewaspadai potensi risiko keamanan seperti kebocoran data atau penipuan online. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat kampus untuk menggunakan sistem pembayaran digital secara bijak dan hati-hati.

Dalam menjalani kehidupan cashless society, mahasiswa mempunyai kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia yang semakin digital. Dengan menikmati manfaat transisi ini, seperti kemudahan, kenyamanan, efisiensi, dan pengelolaan keuangan yang lebih baik, mahasiswa dapat menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan pengetahuan masa depan dengan percaya diri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline