Pelangi adalah fenomena alam yang sangat menakjubkan. Munculnya lengkungan berwarna-warna indah di langit setelah hujan sering dianggap sebagai fenomena keajaiban alam. Namun dibalik keindahannya tersebut merupakan hasil dari proses fisika optik yang terjadi. Artikel ini akan membahas bagaimana hukum-hukum fisika menjelaskan terbentuknya pelangi.
Bagaimana proses pelangi dapat terbentuk? Pelangi dapat terjadi ketika cahaya matahari masuk ke dalam tetes air di atmosfer. Ada tiga proses utama dalam pembentukan pelangi yaitu pembiasan, pemantulan dan dispersi. Pembiasan terjadi ketika cahaya matahari mengenai tetesan air, lalu cahaya tersebut berubah arah karena adanya perubahan indeks bias antara udara dan air. Setelah cahaya masuk cahaya dipantulkan dari bagian dalam tetesan air dan saat cahaya keluar lalu dibelokkan kembali. Pembelokan ini adalah proses terjadinya dispersi cahaya yang mengakibatkan cahaya putih dari matahari terpisah dan terpecah menjadi spektrum warna yang berbeda-beda seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Kenapa warna pelangi selalu berurutan? Hal tersebut dapat terjadi karena pada setiap warna cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda. Warna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang dan dibelokkan paling sedikit sehingga warna merah menjadi warna yang paling panjang, sementara warna ungu memiliki panjang gelombang yang paling pendek dan dibelokkan lebih tajam sehingga warna ungu menjadi warna yang paling pendek. Inilah yang menyebabkan warna-warna pelangi selalu berurutan sesuai dengan penjang gelombangnya yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu (MeJiKuHiBiNiU).
Pelangi memiliki beberapa fakta menarik diantaranya bahwa pelangi sebenarnya berbentuk lingkaran penuh, namun karena posisi kita berdiri dipermukaan bumi jadi kita hanya bisa melihat setengah dari lingkarannya saja. Terkadang kita dapat melihat pelangi ganda karena dari hasil pantulan cahaya dua kali dalam tetes air. Selain itu posisi pelangi juga tidak memiliki lokasi tetap, karena posisi pelangi bergantung pada posisi matahari, tetesan air dan pengamat.
Pelangi merupakan bukti bahwa ilmu fisika tidak hanya berada dilaboratorium, tetapi juga hadir dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami proses fisika yang terjadi di balik fenomena alam kita dapat melihat dunia dalam sisi yang berbeda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI