Di balik keberhasilan sebuah organisasi, ada perilaku-perilaku positif karyawan yang sering luput dari perhatian manajemen. Perilaku ini bukan sekadar memenuhi kewajiban kerja, melainkan tindakan sukarela yang menunjukkan kepedulian dan komitmen karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Inilah yang disebut Organizational Citizenship Behavior atau OCB.
Apa Itu Organizational Citizenship Behavior?
Istilah OCB pertama kali diperkenalkan oleh Dennis Organ pada tahun 1988. Ia mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang tidak secara langsung dihargai dalam sistem penghargaan formal perusahaan, tetapi ketika dilakukan secara konsisten oleh banyak karyawan, dapat meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Singkatnya, OCB mencakup semua tindakan positif dan konstruktif yang dilakukan karyawan di luar deskripsi kerja formal mereka, misalnya membantu rekan yang kesulitan, ikut menjaga suasana kerja yang kondusif, atau peduli terhadap kemajuan organisasi. Seperti dikemukakan Verlinden (2023), OCB bukanlah kewajiban kontraktual---karyawan melakukan tindakan ini atas kehendak bebas mereka sendiri.
Somech & Drach-Zahavy (2004) menekankan, perilaku ini bersifat sukarela. Jadi, jika seseorang hanya menjalankan tugas formal atau deskripsi kerja, itu belum dapat dikatakan OCB. Namun, menariknya, meskipun OCB tidak diatur secara formal, sering kali supervisor memperhatikan kontribusi semacam ini dan memberi penghargaan tidak resmi---bahkan bisa menjadi pertimbangan dalam promosi atau kenaikan gaji.
Organ et al. (2006) juga memperluas pemahaman OCB sebagai kontribusi karyawan dalam menjaga dan meningkatkan konteks sosial maupun psikologis yang mendukung kinerja kerja. Walaupun tidak terkait langsung dengan kewajiban kerja, OCB menciptakan fondasi yang memungkinkan organisasi berjalan lebih efektif.
Lebih jauh, Halbesleben dan Bellairs dalam Grice et al. (2016) menegaskan bahwa banyak karyawan secara sadar memilih OCB karena mereka melihatnya sebagai cara terbaik untuk mencapai tujuan karier dan masa depan yang lebih baik. Robbins & Judge (2015) bahkan menyebut OCB sebagai perilaku pilihan yang mendukung kelancaran organisasi secara keseluruhan.
Faktor-Faktor yang Membentuk OCB
Organ et al. (2006) membagi faktor pembentuk OCB menjadi dua kategori: