Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Puisi: Hereditas Resesif

Diperbarui: 8 April 2023   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kebun anggrek @wisata kopeng | dokpri

Aku takut untuk sekadar melihat halaman rumahmu
Bukan karena begitu menyeramkan
Tentu saja aku bohong
Tapi, kubiarkan saja kau percaya
bila: aku takut pada amarahmu

Aku memang takut
Aku tidak ingin kamu tahu
aku membunyikannya dari padamu
Seolah aku tegar menjalankan laju kapal
Kendati di balik setir kemudi aku selalu gemetar

Aku gentar melewatkan kakiku di halaman rumahmu,
Karena
berjuta harapan dan mimpiku pernah tumbuh di sana
Bermilyar mimpi yang  setiap kali lewat
kutabur benih-benihnya
:hanya bila saja kau membalas pesan singkat ku
lalu
kita berdua berada di gelanggang
gemuruh percakapan yang tak penting

Ya, itu sekian waktu yang telah berlalu
Tapi, semesta pun paham
semua hanya omong kosong belaka

Pesan singkatku kau pajang sedemikian indah
tak pernah tersentuh pun membuatmu gelisah
apakah kalimat-kalimatku terlalu bodoh untuk kau jawab?
Entahlah

Untuk itulah aku memasang tameng.
Sebuah idealisme ketakutan
yang senantiasa ingin
kulepas

kemudian aku
kembali bebas
melihatmu
mencabuti bunga kata-kataku
dari halaman rumahmu
hanya karena
begitu banyak rumput dan ilalang di sekitar bakal bunga yang
setiap hari kuperhatikan dari jauh
: tumbuh

dear,
kutulis kembali pesan singkat
di halaman rumahku sendiri:
aku masih memakai tameng ini

*Solo, 08042023 ketika kata "kapan" berjumpa dengan sebuah rhema "tunggu".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline