Lihat ke Halaman Asli

Malaysia Musuh atau Saudara Serumpun?

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

This posted copy of my own webblog http://adiakmal.com/2012/11/malaysia-musuh-atau-saudara-serumpun Assalamu alaykum, Gencarnya berita pemerkosaan 3 Polis Diraja Malaysia terhadap seorang TKW Indonesia membangkitkan amarah hampir seantero bangsa ini kepada Malaysia. Ganyang Malaysia, putuskan hubungan bilateral, Maling shit, menjadi hashtag populer dalam masyarakat kita. Entah ini kejadian yang keberapa kali masyarakat Indonesia terusik oleh “tetangga berisik” ini.  Sampai saya pun sudah mulai merasa bosan, marah, sedih dengan kejadian yang menimpa saudara-saudara kita di negeri jiran sana.

TKW korban pemerkosaan Polisi Diraja Malaysia

Kali ini saya sebagai warga Indonesia berusaha beropini tentang kejadian yang menimpa saudara kita. Indonesia ditinjau dari segi sumber daya alam pastilah lebih kaya dari Malaysia dalam hal apapun. Mereka itu miskin budaya makanya mencuri budaya Indonesia (reog, angklung, dll). Mereka itu miskin wilayah makanya berusaha mencuri pulau-pulau Indonesia (Pulau Sipadan dan Ligitan, Pulau Ambalat). Mereka itu miskin kreasi sampai-sampai lagu rasa sayange pun di curi. Mereka itu miskin tenaga kerja makanya jika TKI dihentikan maka bisa dipastikan lumpuhlah ekonomi bangsa jiran tersebut. Namun dari itu semua harus diakui Malaysia adalah saudara serumpun kita, mereka mayoritas Muslim melayu yang betul-betul mirip dengan Indonesia (bahasa, bentuk tubuh, warna kulit, pakaian, makanan). Jika melihat kartun animasi Upin dan Ipin pun saya jadi teringat suasana kampung di daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan yang betul-betul mirip, kecuali dari dialek bahasa dan istilah mungkin, namun dari bentuk rumah panggung, kebiasaan di bulan ramadhan, dan tata krama hampir sama. Saya pun yakin puluhan juta orang Indonesia menyukai film animasi upin-ipin ini, termasuk saya tentunya.

Pertanyaannya kemudian dari kesemua kenyataan diatas, Malaysia musuh atau saudara serumpun? Simpan jawaban anda, karena masing-masing dari kita akan memiliki penafsiran yang berbeda, dan kali ini saya tidak ingin membahas itu. So apa yang mau dibahas? What should we do as Indonesian Permasalahan TKW seperti pemerkosaan yang dilakukan oknum Polis Malaysia ini bisa menjadi hal yang sangat luar biasa, pun juga bisa menjadi hal yang biasa. Bukankah di negeri ini kita disuguhi berita kriminalisasi dari pagi sampai sore, malam hingga keesokan harinya disemua media. Pemerkosaan/pelecehan sexual begitu mudahnya dilakukan oleh anak negeri ini, sehingga ada rekan saya ketika mendengar oknum Polis Diraja Malaysia memperkosa TKW kita nyeletuk spontan” Ngapain kaget TKW diperkosa, bukannya perempuan-perempuan Indonesia sudah banyak tuh yang diperkosa, bahkan ada juga diantaranya dilakukan oknum polisi/tentara kita“. Apa komentar anda?…..sekali lagi saya katakan ada pro dan ada yang kontra terhadap pertanyaan ini. Pasti sebagian besar dari kita mengatakan, kan yang memperkosa adalah Polis Diraja Malaysia, kita marah, kita jengkel, sampai keluar kata kebencian yang luar biasa terhadap Malaysia. Padahal yang melakukan ini adalah oknum polis Malaysia, bukan Negara keseluruhan yang memperkosa satu persatu Warga Indonesia disana. Apa bedanya dengan perlakuan oknum polisi kita/WNI yang melakukan pelecehan, penyebaran foto Novi Amelia, video porno dan lain sebagainya. Mengapa tidak satupun pemberitaan jelek di media kita jika dilakukan oleh orang Indonesia yang kita marah, jengkel ataupun minimal kita berdo’a agar bangsa ini tidak kena azab atas kebejatannya yang semakin menjadi. Di Indonesia kita mendengar dalam Taxi di jakarta rawan perampokan, pemerkosaan, begitu juga diangkutan umum.

Saya pribadi menolak dengan keras perlakuan tidak semena-mena terhadap warga Indonesia atau siapapun yang jelas bernama manusia, mau itu dilakukan oleh warga Malaysia, Eropa, Amerika maupun Indonesia. Apakah saya tidak marah dengan perlakuan Polis Malaysia? Sangat marah, dan akan teramat marah jika Kepolisian Malaysia tidak menegakkan hukum mereka terhadap perlakuan terhadap TKW kita. Disini yang terpenting fungsi Diplomatis Pemerintah kita mengawal penegakan hukum 20 tahun penjara dan cambuk 15 kali.

Di sini saya berharap dan sangat berharap kepiawaian, keberanian dan kelaki-lakian seorang Bapak Yudhoyono yang terhormat untuk menjaga martabat bangsa kita agar tidak semakin terpuruk di mata Malaysia. Serta saya pun menghimbau kepada seluruh saudaraku sebangsa dan setanah air, janganlah kita memperlakukan saudara kita semena-mena seperti hewan yang seenaknya di rampok, diperkosa, di bunuh dan kemudian ditayangkan media, dan itupun dilihat oleh seluruh masyarakat dunia sehingga ketakutan saya mereka bergumam” Indonesian easily killed, raped, etc, Naudzubillah Mindzalik… Intinya Siapa lagi yang akan memanusiakan manusia Indonesia jika tidak dimulai dari Warga Indonesia yang memanusiakan saudaranya

Kesimpulan : ketika hukum tidak mereka tegakkan, jangan takut untuk memutuskan hubungan diplomatik, dan jangan setengah hati, jangan sampai ketika berselang waktu permasalahan ini kemudian kita lupakan dan baru kemudian kambuh ketika ada permasalahan baru muncul.

Semoga opini saya yang begitu dangkal akan keilmuannya ataupun kurang bijak di mata saudara-saudara ku sekalian bisa menjadi masukan berharga untuk kita kedepannya. Indonesia maju bermartabat… Indonesia itu bangsa terhormat… Indonesia kucintai dengan segala kekurangannya Karena Indonesia adalah Tempatku berpijak Tempatku Makan dan Tempatku Berkarya, Merdeka….!!!! Salam hormat Dhymalk dhykTa my own Webblog




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline