Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Siaga Banjir : Hati-hati! Sekarang Sudah Oktober

Diperbarui: 25 Desember 2020   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berkaca pada musim penghujan tahun lalu dimana Jakarta lumpuh dihantam banjir. Tanggul jebol,  sungai Ciliwung meluap, dan debit air hujan yang tinggi menyebabkan musibah dengan kerugian materi bahkan nyawa manusia sebagai tebusannya.

Genangan ini membuat suamiku harus berjalan kaki menuju kantornya di kawasan Gatot Subroto. Guru Taman Kanak-kanak Kindi yang baru saja seminggu mengontrak kamar di daerah Kalibata harus kehilangan barang-barang berharga yang terendam banjir hingga atap rumahnya. Sekolah Kindi diliburkan karena selokan di belakang gedung airnya meluap masuk ke halaman hampir setengah meter menggenang kelas. Suamiku harus berjalan kaki menuju kantor di kawasan Gatot Subroto karena Transjakarta tidak berani melanjutkan perjalanan di tengah genangan air setinggi hampir sepaha orang dewasa.

Daerah yang terkena banjir besar di depan sekolah Kindi. Lihat airnya hampir menyentuh atap rumah. Sekarang sudah pertengahan bulan Oktober. Gerimis dan hujan kecil mulai turun di Jakarta. Tentu tak lama lagi debit air hujan akan semakin tinggi, bukan ? Bagaimana antisipasi warga Jakarta juga Pemerintah ? Kemarin aku melihat di beberapa tempat seperti sepanjang jalan Rasuna Said sedang digali sumur resapan air oleh Pemerintah. Di daerah Condet selokan sedang diperbaiki. Di jalan menuju Kebon Sirih terlihat karung berisi sampah yang dikeruk dari selokan tertumpuk di jalan.

Hujan deras membuat jalan macet total. Oya ... Saat bersepeda santai di jalan Thamrin di acara mingguan car free day, aku memperhatikan ada lubang berdiameter sekitar 10 cm di atas jalan beraspal berjarak 3 meter. Sepertinya lubang untuk mengalirkan air hujan langsung ke gorong-gorong di bawah jalan. Sehari sebelumnya aku menuju ke daerah Pondok Bambu dan melihat banjir kanal timur yang telah rapi. Di sisi yang berbatasan dengan jalan raya ada pedestrian  yang khusus untuk sepeda dan tidak boleh digunakan untuk kendaraan bermotor. Pepohonan yang ditanam juga sudah mulai rindang. 

Seminggu lalu di rumahku sudah membersihkan selokan depan rumah agar air meresap ke dalam tanah. Sengaja selokan itu tidak di beri perkerasan di bagian bawahnya. Mudah-mudahan rumah dan lingkungan di berbagai tempat di Jakarta juga melakukan hal yang sama. Bersih-bersih selokan dan gorong-gorong agar air lancar mengalir. Menjaga lingkungan adalah tugas seluruh warga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline