Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Pulang, Film Pendek yang Bikin Haru dari KAI

Diperbarui: 19 Mei 2023   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Bapak sudah 12 tahun ragu untuk pulang (sumber gambar: Kereta Api Kita) 

Gairah dan antusias produksi film pendek di tanah air begitu tinggi. Ini bisa dilihat dari makin banyaknya rumah produksi, festival film pendek, juga lembaga atau perusahaan yang menggunakan film pendek untuk mempromosikan secara halus produk atau layanan mereka. 

Salah satu lembaga yang jeli menangkap minat masyarakat akan film pendek adalah Kereta Api Indonesia. Melalui kanal Kereta Api Kita, perusahaan jasa angkutan umum telah menayangkan beberapa film pendek. Salah satunya berjudul Pulang yang dirilis dalam rangka menyambut lebaran. 

Dalam film berdurasi 25 menitan yang baru dirilis sebulan lalu ini mereka menggandeng Ray Sahetapy sebagai pemeran utama. Diceritakan ada seorang kakek yang disapa Bapak (Ray Sahetapy) yang merupakan mantan narapidana. Ia telah 12 tahun bekerja di sebuah warung makan yang terkenal dengan masakan manyung di kompleks Stasiun Tawang, Semarang.  

Selama ini ia selalu ragu untuk pulang kampung karena takut keluarganya tak menerimanya. Tahun ini ia berniat untuk pulang. 

Ceritanya memiliki premis menarik. Penonton diajak menyelami emosi pria paruh baya yang memendam rindu pada keluarganya. Ray Sahetapy memerankan dengan baik sosok kakek yang fisiknya mulai melemah namun masih punya tekad kuat. 

Gambar dibuat dramatis hanya ada yang editingnya berlebihan (sumber gambar: Kereta Api Kita) 

Gambar-gambar dalam gerbong kereta, sudut-sudut Stasiun Tawang, hingga bagian eksterior stasiun berhasil ditangkap oleh kamera dengan apik. Hasilnya, gambar-gambar yang menyiratkan emosi, terasa dramatis juga romantis. Tak heran jika banyak film yang menggunakan latar kereta api. 

Bagian paling dramatis meski agak berlebihan adalah gambar di dalam kereta saat menjelang matahari terbenam. Editing warnanya agak berlebihan tapi mendukung bagian cerita yang disengaja agar nampak dramatis. 

Bagian yang kusuka lainnya adalah adegan-adegan yang menyorot proses memasak dan masakan. Gambar makanan selalu menarik dan menggugah selera. 

Memang filmnya tak sempurna. Unsur kebetulan dalam film ini dijejalkan. Ada dialog-dialog yang terasa kaku dan seperti hafalan ketika diucapkan. Tak apa-apa, memang perlu banyak latihan agar semakin luwes di depan kamera. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline