Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Baca Cerita Horor di Twitter, Penasaran Mengalahkan Ketakutan

Diperbarui: 24 April 2020   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita horor seram tapi bikin penasaran (sumber gambar: Pexels.com/Johannes Plenio)

Utas atau kumpulan cuitan di Twitter dengan tema horor rupanya tidak berhenti setelah "KKN Desa Penari" viral. Bahkan jika diperhatikan utas horor semakin banyak dan beragam. Temanya dari seputar KKN, tempat-tempat angker dan hal-hal supranatural di sekitar kita.

Memang banyak ceritanya yang menarik sekaligus menyeramkan. Rasa penasaran akan akhir kisah dan misteri di dalamnya pun mengalahkan rasa ketakutan.

Kepopuleran cerita horor melalui media Twitter semakin terangkat sejak cerita "KKN Desa Penari". Selain cerita tersebut juga hadir cerita yang tak kalah bikin deg degan seperti cerita misteri di Pabrik Gula, cerita santet "Sewu Dino", yang juga berasal dari akun yang sama.

Setelah itu cuitan tentang kisah horor semakin kaya rupa. Baru-baru ini yang lagi beken di antaranya "30 Hari di Rumah Tua", "KKN Posko 13" dan sebuah cerita di Quora tentang misteri sebuah gerbong yang juga diviralkan via Twitter.

Kenapa Cerita Horor ini Menarik dan Viral?
Cerita-cerita tersebut viral karena ceritanya dekat dengan sehari-hari. KKN atau kuliah kerja nyata umumnya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir di berbagai universitas. Untungnya kampusku tak ada KKN, adanya magang di perusahaan selama minimal satu bulan hehehe.

Demikian pula dengan ngekos. Ini banyak dialami oleh mereka yang berkuliah atau bekerja di kota lain. Sehingga banyak yang merasa terhubung dengan cerita seperti "30 Hari di Rumah Tua".

Gaya bercerita dengan sudut pandang orang pertama juga lebih menarik karena mengesankan cerita ini sungguh nyata. Apalagi jika cuitannya menunjukkan emosinya, rasa takut, cemas dan sebagainya. Sebagai pembaca kita ikut terpengaruh. Tapi jika kemudian disampaikan dengan sudut pandang orang ketiga juga bisa menarik asal bahasanya mengalir.

Cerita juga terasa lebih 'membumi' jika menggunakan bahasa lokal. Misalnya jika latarnya di Jawa maka menggunakan bahasa Jawa ngoko atau krama. Apabila di Jawa Barat maka dialognya berbahasa Sunda. Tentunya dengan terjemahan bahasa Indonesia.

Berikutnya tentang petunjuk. Biasanya ada petunjuk lokasi di mana ia berada, lewat jarak tempuh kota, rute kereta api dan jam berangkatnya, dan petunjuk lainnya yang biasanya jadi bahan investigasi warganet.

Ceritanya kadang-kadang tak selesai dalam satu hari. Bahkan kadang-kadang ceritanya bersambung, lewat sudut pandang pihak lainnya. Menariknya para warganet demikian sabar menunggu kelanjutannya.

Oleh karena cerita dari media sosial ini kemudian banyak menjadi bahan perbincangan di grup maka yang belum tahu ceritanya pun jadi penasaran. Ketika kemudian bisa memecahkan petunjuk, misalnya petunjuk lokasi yang dimaksud dalam cerita, maka rasanya ada rasa senang sekaligus ngeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline