Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Love for Sale 2", Cenderung Datar dan Lebih ke Konflik Ibu-Anak

Diperbarui: 1 November 2019   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love for Sale 2 yang kurang sesuai harapan (sumber: IMDB/Visinema)

Kesuksesan "Love for Sale" yang berhasil memberikan banyak penghargaan, sepertinya memberikan beban tersendiri ke sekuelnya. Apalagi penonton menaruh ekspektasi tinggi ke film ini. Alih-alih cerita yang menarik dan tokoh-tokoh yang berdaya tarik, "Love for Sale 2" seperti perulangan pada film pertama, dengan kualitas tontonan di bawah harapan.

Arini kembali. Ia menjadi benang merah film pertama dan kedua ini.

Ia kali ini menggunakan nama Arini Chaniago (Della Dartyan). Ia berkunjung ke kediaman Ican alias Indra Tauhid setelah Ican (Adipati Dolken) menyewanya selama 45 hari melalui aplikasi Love Inc. untuk membuat ibunya (Ratna Riantiarno) bahagia.

Sudah lama si ibunda berharap Ican segera mengakhiri masa lajangnya. Kakak dan adiknya sudah menikah dan memiliki keturunan. Si ibunda terus merecoki Ican agar di usianya yang ke-32 itu ia segera menemukan tambatan hatinya.

Kehadiran Arini membuat ibunda berseri-seri. Rupanya bukan hanya sang ibu yang jatuh hati, Ican pun kemudian menaruh hati.

Ican menggunakan aplikasi Love Inc untuk menemukan perempuan yang bisa membuat ibunya tenang (sumber: IMDb/Visinema)

Ulasan film pada paragraf berikut mengandung spoiler, namun kuupayakan untuk seminim mungkin.

Lebih ke Hubungan Ibu dan Anak
Apabila penonton sudah menyimak film pertamanya maka sekilas rumus pada film pertamanya itu berulang. Pria yang ditantang untuk segera membawa pasangannya kemudian menggunakan aplikasi Love inc. agar bisa membantunya mencarikan pasangan sesuai kriteria yang diinginkan. Tapi rupanya film "Love for Sale 2" ini berbeda. Fokus ceritanya bukan kepada hubungan Ican dan Arini, melainkan hubungan sang ibu dan anak-anaknya juga pengaruh Arini terhadap sang ibu.

Tokoh ibu inilah yang menjadi sentral cerita. Perhatiannya, kecerewetannya, sikap kepada anak-anaknya yang mengalir sepanjang cerita. Ia memang sosok ibu yang menarik dan diperankan secara apik oleh Ratna Riantiarno yang aktif di panggung teater.

Hubungan Ibu dan anak yang banyak dibidik (sumber: IMDb/Visinema)

Ceritanya pada paruh awal sudah terjalin baik. Ada bumbu komedi dan unsur keseharian yang biasa ditemui sehari-hari sehingga penonton merasa dekat dengan cerita. Unsur adat Minangnya juga kental dan memberikan bumbu pada cerita.

Namun sayangnya pada paruh kedua ceritanya mulai hilang fokus, seolah-olah sang sutradara, Andibachtiar Yusuf kebingungan dalam membingkai cerita. Jalan ceritanya juga terasa seperti perulangan adegan sebelumnya. Ceritanya menjadi relatif datar.

Chemistry antara sang ibu dan anak lumayan kuat dan menarik. Demikian juga dengan hubungan Arini dan sang ibu. Kehadiran para tetangga dan karyawan sebuah usaha jahit juga membuat cerita lebih hidup. Namun tidak demikian dengan chemistry antara Arini dan Ican, terasa canggung dan dipaksakan. Sosok Della di sini kurang memberikan kejutan seperti pada film pertamanya. Biasa saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline