Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Perempuan Tanah Jahanam", Horor yang Bikin Rasa Tidak Nyaman

Diperbarui: 18 Oktober 2019   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa dengan keluarga dan masa lalu Maya? (Sumber: Rapi Films)

"Rasa penasaran itu susah dilawan. Ada saatnya pencarian jawaban itu disimpan daripada nyawa terancam"

"Perempuan Tanah Jahanam" sudah dinanti-nanti sejak lama oleh pecinta film horor. Sejak remake "Pengabdi Setan", penonton memiliki ekspektasi tinggi terhadap horor Joko Anwar. Dan hasilnya, "Perempuan Tanah Jahanam" menghadirkan nuansa mencekam yang berbeda.

Cerita berpusat pada sosok Maya (Tara Basro). Ketika sedang bertugas, ia diserang oleh pria tidak dikenal. Ia dan sahabatnya, Dini (Marissa Anita) lalu berdagang pakaian di pasar. Tapi usaha mereka tak menunjukkan hasil. Hingga suatu ketika Maya menemukan foto dirinya dan kedua orang tuanya.

Maya selama ini diasuh oleh bibinya. Ia tak ingat wajah orang tua dan asal desanya. Ketika mengetahui rumah keluarganya itu cukup besar, ia berharap warisan itu menjadi jawaban kesulitan ekonominya selama ini. Ia dan Dini pun menuju sebuah desa terpencil.

Desa itu menyimpan rahasia. Di sana keduanya juga tak disambut ramah. Rupanya ada kutukan yang mengikat desa. Konon Maya lah yang membawa kutukan.

Horor yang Menegangkan Tanpa Banyak Jumpscare
Sejak jumpscare mulai dipopulerkan oleh "Conjuring", banyak film horor yang menggunakan rumus yang sama. Termasuk, film-film horor di Indonesia. Menurutku ini cara yang praktis, di satu sisi sutradara terkesan malas dalam membangun cerita.

Ada apa dengan pemakaman warga?/Sumber: Rapi Films


Oleh karenanya aku memberikan apresiasi khusus kepada sutradara yang mau 'repot' membangun suasana dan nuansa yang mencekam tanpa banyak penampakan. 

Dalam "Perempuan Tanah Jahanam" unsur yang membuat bergidik mulai dibangun sejak Tara masih di kota, kemudian ketika Tara dalam perjalanan dengan menumpang bus dan tiba di desa terpencil itu. Tempat yang sepi jauh dari keramaian, hutan, makam, dan rumah besar yang dibiarkan mampu menggiring penonton ke suasana yang tidak nyaman.

Misteri juga menjadi unsur horor yang penting apalagi jika dikupas dengan cara menarik tanpa terburu-buru. Misteri kutukan, penyebab dan solusinya inilah sajian utama ke penonton dengan menyertakan unsur tradisi Jawa yang kental, yaitu pertunjukan wayang kulit.

Horor dengan selubung misteri seperti ini juga pernah disajikan Joko Anwar dalam film-film horor lawasnya seperti "Pintu Terlarang", "Kala", dan "Modus Anomali". Melihat "Perempuan Tanah Jahanam", entah kenapa aku seperti melihat ada kaitannya. 

Mungkin karena "Pintu Terlarang" menghadirkan bayi-bayi, "Kala" dengan misteri yang tak umum, dan "Modus Anomali" dengan latar hutan. "A Copy of My Mind" meskipun bukan horor tapi juga seperti ada kaitan dengan sosok yang bekerja di kota dan rahasia sebuah DVD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline