Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Hadirnya Bandara Maratua Bikin Perjalanan Menuju Derawan Makin Singkat

Diperbarui: 20 Mei 2018   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Derawan| kompas.com/Geafry Necolsen

Derawan menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Timur yang populer. Tempat ini memang menawarkan spot snorkelling dan diving yang ciamik. Selain itu, juga ada gosong yang cantik. Dulu aku menghabiskan waktu kurang lebih 12 jam menuju tempat wisata ini. Kini, dengan kehadiran Bandara Maratua maka waktu perjalanan pun terpangkas.

Pulau Derawan membuatku penasaran. Kawan-kawan pecinta travelling bercerita jika pantai di pulau ini begitu putih bak di iklan-iklan pantai luar negeri. Keindahan bawah lautnya juga jempolan. Wuidih aku pun menjadikan Derawan sebagai salah satu tempat wisata yang ingin kukunjungi. Rasa inginku menuju ke sana makin tak terbendung ketika melihat pulau ini juga diulas di Lonely Planet Indonesia yang kubeli tahun 2008.

Akhirnya baru tahun 2011 aku berhasil menuju ke sana. Aku dan empat kawanku berangkat dari Jakarta saat matahari baru terbit. Tujuan kami adalah ke Bandara Internasional Juwata di Tarakan. Karena kami menghemat biaya maka kami pun memilih penerbangan transit di Bandara Sultan Aji Muhammad Sepinggan, Balikpapan. Ya tak apa-apalah toh transitnya hanya satu jam-an.

Ketika tiba di Tarakan matahari sudah tinggi. Kami pun makan siang dan beristirahat sejenak sebelum kemudian berangkat menuju pelabuhan. Perjalanan dengan mobil terasa cukup lama sehingga membuatku agak mengantuk. Mungkin gara-gara aku sudah tak sabaran Tapi ketika baru mulai tertidur, eh sudah tiba.

Pantai yang putih dan berpasir lembut di sebuah gosong di Derawan (dokpri)

Dari perjalanan udara, kemudian berganti perjalanan darat, diakhiri dengan perjalanan laut dengan speed boat. Lengkap deh. Saat hampir tiba di pulau Derawan matahari mulai berwarna jingga. Kami pun tiba disambut matahari terbenam.

Waktu seharian itu terasa terbuang begitu saja. Kami sudah lelah ketika tiba di penginapan. Waktu yang tersisa kami gunakan untuk membersihkan badan, melihat dengan diam proses persalinan ibu penyu, dan menonton pelepasan anak penyu. Melihat anak penyu itu aku jadi teringat dengan kenanganku di Ujung Genteng sekitar tahun 2008. 

Waktu itu aku juga melihat ibu penyu yang melahirkan. Di tempat itu juga aku mendengar kali pertama tentang Derawan. Wah ternyata mimpi itu benar-benar bisa terwujud, meskipun waktunya bisa cepat atau lambat.

Selama di Derawan ada banyak hal yang kami lakukan. Sejak pagi kami berenang dengan ibu penyu, kemudian disusul berenang dengan ubur-ubur lucu di Danau Kakaban, kemudian snorkeling hingga puas di sekitar Maratua.

Eh saat leyeh-leyeh sejenak menunggu kawan yang diving, ikan pari besar alias manta datang. Wow aku takjub melihat manta dari dekat. Luar biasa.

Ada makam patung kuda di pulau Derawan (dokpri)

Setelah makan siang aku kemudian menjelajah pulau Derawan. Di sana ada makam, kantor polisi, TPI, pantai-pantai yang sepi dan penginapan. Kami menjumpai rangka ikan hiu sekitar dua meteran. Ikan besar ini memang ada di perairan sekitar Derawan tapi rata-rata tidak mengganggu manusia.

Oh ya pulau Derawan termasuk kecil, sehingga selama sejam kemudian kami sudah selesai berkeliling.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline