Europe on Screen 2018 yang dinanti-nantikan akhirnya datang. Diawali dengan pembukaan pada malam hari ini (Kamis, 3/5) di Epicentrum XXI, selama sembilan hari ke depan pencinta film di Jakarta dan berbagai kota lainnya akan dimanjakan dengan puluhan film Eropa yang bisa dinikmati secara gratis.
Sejak beberapa waktu lalu aku sibuk mencermati daftar film yang bakal ditayangkan selama Europe on Screen 2018. Wuiih pilihannya begitu banyak, tiap hari ada sekitar empat film yang ditayangkan di tiap tempat dari siang hingga malam hari.
Tahun lalu aku juga ikut menikmatinya. Ketika itu hanya sempat menonton film thriller berjudul Goodnight Mommy di GoetheHaus dan agak merasa menyesal karena melewatkan berbagai film menarik lainnya.
Kini aku pun siap mengambil ancang-ancang. Sabtu lusa (5/5) aku berniat nobar maraton, hari-hari lainnya juga kutandai siapa tahu aku bisa pulang tenggo dan menontonnya. Hemmm pilihan filmnya banyak terbagi dalam berbagai kategori, mana ya yang ingin kutonton?
Tahun 2018 total film yang diputar mencapai 93 film dari tahun sebelumnya yang mencapai 74 film. Film ini dari berbagai negara di Eropa seperti Polandia, Swedia, Jerman, Prancis, Inggris, Belanda, dan Italia. Film-film tersebut dibagi menjadi delapan kategori, film pendek, film cerita panjang populer dan independen (festivities), film berdasarkan realita, film realita tentang laut, film klasik (retrospective), film Indonesia yang syuting di Eropa (specialties on location), dan film yang bakal tayang di Indonesia (preview), dan film ala layar tancap (open air).
Sama seperti tahun sebelumnya juga ada pemutaran ala layar tancap di Bintaro X-Change dan Erasmus Huis.Film-film yang diputar ala layar tancap (open air) merupakan film populer yang juga pernah singgah ke bioskop Indonesia. Film-film tersebut di antaranya Zookeeper's Wife, 47 Meters Down, a Monster Calls, Atomic Blonde, Broers, Capture The Flag, Fathers and Daughters, Paddingston 2, dan The Beatles: Eight Days a Week - The Touring Years.
Pada tahun ini cerita-cerita tentang lautan dibidik secara khusus dan menjadi satu kategori tersendiri. Hal ini disebabkan kehidupan laut makin rapuh, laut makin terancam, dan mengingatkan kepada penonton akan manfaat besa lautan bagi kehidupan manusia. Film-film tentang lautan ini di antaranya The Last Sea Gypsy tentang suku Bajo di Wakatobi yang hidup harmonis dengan laut; 4 Ocean yaitu empat film pendek dokumenter eksperimental seperti kepercayaan kaum nomaden laut di Indonesia; Hurricane tentang badai Lucy yang dahsyat; How to Change The World tentang sekelompok aktivis yang berlayar untuk memprotes uji coba nuklir; Dolphin Man tentang kehidupan penyelam legendaris; dan Freightened The Real Price of Shipping yang mengangkat mekanika dan bahayanyaperkapalan kargo.
Oh ya tahun ini juga ada even spesial yaitu Short Film Pitching Project Competition. Sineas perfilman bisa mengirimkan proposal tentang proyek film pendeknya. Tiga pemenang akan mendapatkan dana produksi. Ssst... ada Surprise Screening di IFI Jakarta pada Jumat (11/5) pukul 19.30 WIB. Tidak ada petunjuk film apakah yang bakal diputar.
Tahun ini Europe on Screen 2018 diputar di berbagai tempat di Jakarta dan Tangerang Selatan. Tempat pemutarannya adalah Bintaro Jaya X-Change, Universitas Multimedia Nusantara, Gandaria City Mall, Epicentrum XXI, Erasmus Huis, GoetheHaus, Institut Francais Indonesia (IFI) Thamrin, Institut Italiano di Cultura, Ke:Kini Ruang Bersama, Kineforum, SAE institute Jakarta, TIM XXI, dan Tugu Kunstkring Paleis.
EoS juga dihelat di berbagai kota yaitu Grand Aston Hotel Medan, IFi Bandung, IFi Yogyakarta, Qubicle Surabaya, dan tiga tempat di Denpasar (Alliance Franaise de Bali, Hotel Tugu Bali, dan Irama Indah Minikino Denpasar). Sama halnya dengan di Jakarta, acara di kota-kota tersebut juga berlangsung 3-12 Mei 2018.
Tujuh Film Ini Jadi Targetku