Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"A Place for My Head", Tembang Linkin Park yang Bikin Semangat

Diperbarui: 17 April 2018   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Linkin Park lagu-lagunya masih enak didengar terutama album awalnya (sumber: www.boomsbeat)

Apa pengaruh musik cadas kepadamu? Apakah ketika Kalian mendengar musik yang disebut hingar bingar, Kalian merasa ikut marah atau ingin melampiaskan energi negatifmu? Aku suka musik cadas dan aku bukan tipe pemarah yang  terang-terangan. Bagiku musik rock itu memiliki banyak suntikan, kadang sedih, marah, sentimentil, dan juga mendorong semangat. Seperti lagu a Place for My Head milik Linkin Park, aku malah suka mendengarkannya waktu merasa lelah dan perlu suntikan semangat.

Aku menyukai musik rock, lebih dari genre musik lainnya. Satu tingkat favoritku di bawah musik rock, adalah musik new age (chill-out), seperti musik klasik dan musik meditatif. 

Musik rock itu bisa didengarkan kapan saja, ketika aku merasa sedih karena patah hati, ketika aku ingin marah dan tidak tahu harus melampiaskannya, saat aku jatuh cinta, dan  ketika aku perlu sebuah cerita. Saat mendengarkan sebuah lagu, aku bisa membayangkan situasi tentang lagu tersebut, seolah-olah aku sedang mendengar sebuah cerita atau menonton sebuah film pendek, dalam benakku tentunya.

Lagu a Place for My Headini salah satu lagu Linkin Park favoritku. Tembang ini memang kurang terkenal dan masuk daftar lagu Linkin Park yang underrated. A Place for My Head terdapat dalam album pertama Linkin Park, Hybrid Theory yang dirilis tahun 2000. Sayang lagunya kalah beken dengan Crawling, In The End, dan One Step Closer. Padahal komposisi musiknya dinamis dan racikannya tak kalah dengan dua lagu beken tersebut. Liriknya juga terbilang padat dan memiliki cerita yang menarik, umum terjadi, dan bisa saja terjadi kepadamu.

Ketika mendengar a Place for My Headmeskipun lagunya sebenarnya tentang rasa kekesalan, aku merasakan sumbangan energi. Mendengarkan lagu ini membuatku ingin segera mengenakan sepatu sneakerku dan berlari kencang. Lagu ini juga membuatku semangat untuk berolah raga atau melakukan pekerjaan yang menuntut fisik.

Lagu ini agak beda dengan lagu Linkin Park pada umumnya karena porsi Mike Shinoda di sini lebih banyak. Ia lebih banyak ngerap dan menjadi lead vocal dalam lagu ini. Gaya ngerapnya asyik dinikmati, ia seolah-olah lepas dan mengeksplorasi bakatnya di sini. Sedangkan Chester Bennington hanya terliat di bagian chorus. Oh ya lagu ini juga punya dinamika yang tak terduga, bak sebuah film yang punya twist.

Tentang apa sebenarnya lagu ini? Lagu ini tentang perasaan muak karena seseorang yang membantu kita rupanya tidak tulus, memiliki niat tersembunyi. Ia rupanya memiliki rencana lain, memanfaatkan kita, menuntut kita membalas budi atas kebaikan yang ia bagikan.  Setelah bantuan itu diterima,  kita jadi seperti 'budak' orang tersebut. Entah kapan balas budi itu dianggap setimpal, hanya orang tersebut yang bisa menentukannya.

It makes me think of how you act to me

You do

Favors and then rapidly, you just

Turn around and start asking me about

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline