Lihat ke Halaman Asli

Demar Adi

Suka menulis

Lukisan di Ruang Tamu

Diperbarui: 14 Juli 2018   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : J. Haryadi

Hatiku masih penasaran pada lukisan di dinding ruang tamu rumah kakek. Bukan karena  warnanya yang begitu indah. Bukan juga karena nuansa yang terlihat dalam lukisan itu terasa begitu damai. Namun karena lukisan itu selau menyulut  api pertengkaran di antara kakek, dan ayah.

"Sudah kubilang, seharusnya lukisan itu dibakar saja."  Sungut  ayah suatu hari

Seperti biasa, kakek hanya diam memandangi lukisan itu, tanpa menghiraukan protes ayah.

Sebenarnya, sudah berkali-kali kutanyakan tentang lukisan itu. Sebuah lukisan teduh tenang pedesaan, dengan seorang gembala kerbau terlihat di sana. Namun baik ayah maupun kakek, selalu bungkam tentangnya.

"Jangan pandang lama-lama lukisan itu," tegur ayah suatu hari.

Saat itu aku sedang hanyut mengamati  gubuk di pinggir danau dalam lukisan itu.

"Nanti kau sama gilanya dengan Kakekmu." Lanjut ayah.

"Ayah, apa sebenarnya yang selalu membuat Ayah dan Kakek bertegkar tentang lukisan ini?" Tanyaku lagi dan lagi

"Kau tanyalah pada Kakekmu." Ketus ayah

Namun, kakek pun bungkam

-------------------

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline