Lihat ke Halaman Asli

Deva PratamaAndiani

Suka nulis sajak🥰

Burung Patah Sayapnya

Diperbarui: 1 Agustus 2021   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Suatu ketika ia sadar dan terkejut oleh dirinya . Babak belur dan remuk psikisnya.Tatapan kosong tak bernyawa.Bukan lagi tangisan ataupun tetesan air mata yang ia lakukan.Hanya lamunan dan diam tanpa kata.

"Kau tak apa ?" Kataku padanya jawabnya hanya sebuah gelengan kepala tak bertenaga.Ya aku tau betapa rapuhnya ia saat ini.Aku tau langkahnya yang penuh dengan doa dari sang tercinta sudah tak ada lagi.Ia bak burung yang patah sayapnya tak bisa terbang kesana kemari karena rasa sakit yang begitu luar biasa.

Detik berganti menit,menit berganti jam,jam berganti hari,hari berganti bulan,hingga bulan berganti taun.Tatapan kosong darinya kadang masih dapat kulihat bagaimana dia merindukan sosok itu yang pergi untuk selamanya. Tatapan kosong namun penuh cinta. 

Dari situ aku tau burung yang patah sayapnya itu sedang menyembuhkan luka. Perpisahan termenyakitkan yakni ketika kau dan dia sudah tak dialam  yang sama. Namun indahnya kau tetap mengingatnya dan menyebutnya selalu dalam doa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline