Lihat ke Halaman Asli

Trust Me, PR Is Staying Alive

Diperbarui: 22 September 2015   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trust Me, PR Is Staying Alive (Part 1) ~ Bedah Ulang Citra Partai DakwahProfesor Robert Phillips bisa disebut salah satu legenda hidup public relation (PR) internasional. Pertama kali mendirikan perusahaan PR di usia 23 tahun, lalu menjadi Presiden firma PR terbesar dunia Edelman EMEA, tentu bukan tanpa alasan ketika guru besar asal Inggris ini tiba-tiba menerbitkan buku setebal 300 halaman berjudul "Trust Me, PR Is Dead" (Unbound Project production, 2009; June 18th, 2015 paperback verse).

Dengan judul yang amat provokatif, buku ini bisa disebut produk satir hasil pertapaan sufistik expert humas. Senyatanya, "Trust Me, PR Is Dead" justru berisi pencerahan, buah kegundahan praktik-praktik PR para pimpinan puncak negara maupun korporasi, yang notabene sebagian merupakan kliennya sendiri.

Setelah buku Phillips, muncul artikel-artikel seperti "Trust Me, PR Is Not Dead" (Stephen Waddington, UK Chartered Institute of Public Relation), "Trust Me, PR Is Dead But Conscious Business Is Not" dan tulisan-tulisan sejenis yang tak lain merupakan review buku Phillips.

Bahkan muncul trend artikel-artikel yang bicara tentang "kematian" di banyak isu lain. Sebut saja diplomat Inggris Tom Fletcher yang terseret idea skeptis paranoid pasca Edward Snowden dan Julian Assange, menulis artikel "Is It Diplomacy Dead Too?"

Buku "Trust Me .." Prof. Phillips sendiri sederhananya menggugat praktik manipulasi massa yang dilakukan oleh banyak (bahkan mungkin semua?) perusahaan konsultan PR, demi meraih kepercayaan publik. TRUST adalah kata yang bukan hanya ia jadikan judul, namun juga diulang beberapa kali di sana.

Berikut beberapa kutipan soal trust di buku Phillips:

"Trust is a funny word. It has been used and abused to the point of exhaustion."

"Trust can only be built through actions, not words. It has to be hard fought for, hard earned, and hard won, every day. There is no magic wand."

"If the crisis of trust is a crisis of leadership, then it is also a crisis of legitimacy."

Mungkin pengalaman berpuluh tahun membawa Phillips pada kesadaran bahwa manipulasi itu memuakkan. Exhausted. Melelahkan.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline