Lihat ke Halaman Asli

Mengelola Diabetes dengan Kekuatan Pikiran: Pentingnya Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Psikologis pada Pasien Diabetes Mellitus

Diperbarui: 19 Juli 2025   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit Diabetes Mellitus merupakan  suatu  penyakit  kronis  yang mempunyai dampak negatif terhadap fisik maupun  psikologis  penderita,  gangguan fisik     yang     terjadi     seperti     poliuria, polidipsia,  polifagia,  mengeluh  lelah  dan mengantuk, disamping itu dapat mengalami penglihatan  kabur,  kelemahan  dan  sakit kepala.  Dampak  psikologis  yang  terjadi seperti  kecemasan,  kemarahan,  berduka, malu,   rasa   bersalah,    hilang   harapan, depresi, kesepian, tidak berdaya, juga  dapat  menjadi  pasif, tergantung, merasa tidak nyaman, bingung dan  merasa  menderita.

Data statistik terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan Sekitar 20,4 juta orang dewasa (usia 20--79) hidup dengan diabetes pada tahun 2024, dengan prevalensi 11,3% dari populasi dewasa. Proyeksi pada 2050: 28,6 juta orang. Prevalensi diabetes dewasa meningkat dari sekitar 7,3 juta orang pada 2011 menjadi 20,4 juta pada 2024. Sebagian besar penderita adalah jenis 2 (tipe 2), dan diperkirakan 4 dari 10 penderita tidak menyadarinya.

Indonesia menempati peringkat ke5 global dalam jumlah penderita diabetes dewasa. aktor penggerak utama: urbanisasi, obesitas meningkat, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik.

Diabetes Mellitus perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi pada hampir seluruh bagian tubuh kita dari mata sampai kaki, tidak luput dari serangan penyakit ini. Komplikasi juga menurunkan kualitas Kesehatan sehingga mengganggu penderita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Disiplin dan bersungguh-sungguh merupakaan kunci utama. Apabila penderita menerapkan kedisiplinan dalam minum obat, mengatur menu makan, serta gaya hidup yang sehat dan olahraga, maka komplikasi-komplikasi tersebut dapat dihindari.

Kualitas hidup (Quality of Life/QoL) pada pasien diabetes mencerminkan sejauh mana individu merasa puas dan mampu menjalani kehidupan sehari-hari meskipun harus menghadapi tantangan penyakit kronis. Hal ini mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Sementara itu, kesejahteraan psikologis (well-being) mengacu pada kondisi emosional yang stabil, perasaan bahagia, serta kemampuan individu dalam mengelola stres dan tetap memiliki harapan positif. Pada pasien diabetes, pengelolaan yang baik terhadap kadar gula darah, dukungan sosial, serta penerimaan terhadap kondisi diri sangat berpengaruh terhadap peningkatan QoL dan well-being. Pendampingan psikologis dan pendekatan holistik menjadi penting untuk membantu pasien tidak hanya sembuh secara fisik, tetapi juga merasa utuh secara mental dan emosional.

Desty Nala Choirunnisa (Magister Psikologi Universitas Semarang, Angkatan X)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline