Lihat ke Halaman Asli

Desi Puspitasari

belajar terus untuk kualitas hati semakin baik

Dewasa di Jalanan

Diperbarui: 29 Desember 2021   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perjalanan part 2

Dewasa dijalanan

Dibawah umur sudah merantau lewat jalan tak dikenal tapi tak mati akal.
Belum juga lulus SMP dijodohkan dengan yang jauh usianya.
Orangtua sendiri tidak mengenal karakter anaknya.
Gadis belia yang konon katanya suka berantem sama teman laki-lakinya, dia punya cita-cita dan daya hayalnya tinggi sejak dini.
Sifat dasarnya pemberontak, tak bisa menolak orangtua tapi bersarang pikiran liar.

Mengendus kegagalan meniti yang dihayalkan jika tetap tinggal dan menikah dengan laki-laki pilihan orangtua
lebih baik kabur karena ungkapan katanya tak didengar.
Lahir dikawasan jawa tengah menyusuri jalanan liar menuju jakarta tanpa bekal uang dan identitas.
tidak mudah, tapi tekad membawanya sampai pada tujuan.
Lika likunya luar biasa dan itu jadi bekal perjalanan hidup ditahap selanjutnya.

Bermodal sikap sopan dan kepekaan membuahkan banyak orantua dan kakak angkat.
dari mereka belajar banyak hal, bekal ketrampilan sesuai profesi mereka ditularkan.
biarpun punya orang" baik dalam proses ini tapi tidak mau membebani mereka.
memutuskan kost  dekat tempat kerja dan keluarga baru dikawasan kalibaru Senen.
Dengan pekerjaan awal penjaga rental disc saat itu, sambil membantu salon.

8 bulan berJalan otak mulai menggelitik, berpikir  untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas diri.
berati harus cari peluang lain. coba izin dengan bos (kakak angkat) untuk mencari pekerjaan baru dan perbolehkan.
Lagi-lagi bermodal nekad,tanpa ijazah hanya identitas yang dibuatkan kakak angkat melamar kerja diberbagai tempat.

butuh waktu 2 pekan diterima kerja jadi penjaga counter HP diarea Mangga dua.
Pindah kost kelokasi Pangeran Jayakarta yang dekat dari tempat kerja.
menikmati pekerjaan ini dan membuktikan kualitas diri yang tanpa ijazah ini.
sambil belajar lebih banyak tentang produk, bekal pengetahuan tentang barang yang dijual akan nambah percaya diri saat melayani pembeli (hasil pemikiran sendiri saat itu).

Karena punya sifat dasar pedagang, tidak puas dengan duduk manis nunggu pembeli.
punya ide untuk meningkatkan penjualan dan ide diterima bos.
dalam  waktu 3 bulan penjualan meningkat dengan cara memakai menyebarkan brosur dan mencatumkan nomor "pager"
aku mulai berpikir ingin lebih dari sekedar yang aku lakukan sekarang.
berpikir untuk sekolah lagi tapi ijazah tidak dibawa, diambil pulang berarti tidak bisa kembali lagi.
Solusinya pulang kerja menyusuri jalan Gajah Mada mencari tempat yang bisa jadi sarana belajar.

Ketemu Embassy lembaga bahasa Inggris, 3 hari kemudian datang ke tempat tersebut ikut test dan mulai dari level 1.
6 bulan les dan mulai cari teman yang bisa diajak praktek (english conversation).
Les bahasa Inggris tujuannya untuk bisa berkomunikasi dengan baik jika nantinya hidup membawa menjadi tour guide, misalnya.

Merasa sudah cukup belajar disini, ingin sesuatu yang baru.
berhubung suka bahasa berpikir bahasa apalagi yang perlu dipelajari.
akhirnya memilih bahasa Mandarin karena gaul dilingkungan Tionghua dan suka nyanyi lagu-lagunya.
hasil pecarian dapat lokasi les di belakang kampus Tarumanegara
ambil kelas malam bareng sama pekerja kantor dan satu-satunya pribumi.
tapi spelling tidak kalah dengan mereka, Guru mengakui...

Caraku bergaul tidak memilih, hanya membatasi pada orang yang punya gelagat tidak baik.
layaknya anak muda lain yang gaul,ingin mengenal tempat hiburan.
bersama 2 teman kami mencoba masuk  ke club setiap jum'at dan sabtu malam.
ingin tahu seperti apa sih kehidupan malam, ternyata hingar bingar luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline