Lihat ke Halaman Asli

Mengecap Fiksi di Balik Secangkir Kopi

Diperbarui: 16 Juli 2015   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14324848671437854023

Apa yang lazimnya orang cari dari sebuah kedai kopi? Kelana rasa dalam pusaran secangkir kopi? Bubungan uap hangat yang tebarkan aroma wangi? Atmosfer yang nyaman untuk sekedar bertukar cerita dan bercengkerama? Atau nuansa kedai kopi yang hadirkan sensasi “melihat dan dilihat”?

Apa yang saya cari dari sebuah kedai kopi siang ini, lebih dari sekedar apa yang lazimnya orang cari dari sebuah kedai kopi.

Berbekal secarik ulasan minim informasi lokasi, siang itu, di bawah teriknya mentari pukul dua belas, kami melenggang tak tentu ke seputar area Blok M.

“Coba browsing yang bener alamatnya,” tukas mas Bayu mulai tak sabar setelah kami berputar-putar di sekitar area Blok M Square.

“Nggak ada, Mamas. Ini cuma ditulis: depan tulisan Blok M Square persis.”

Berjalan di bawah terik mentari dan menemukan bahwa tulisan “Blok M Square” ternyata tidak hanya ada satu membuat kesabaran saya ikut mengikis. Deretan ruko sepanjang jalan yang hampir semuanya menjaja sandang; semakin membuat sangsi akan keberadaan kedai kopi.

Hingga akhirnya mata saya tertumbuk secara tak sengaja pada standing banner berbentuk VW Combi bertuliskan “Filosofi Kopi”.

[Read more...]

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline