Lihat ke Halaman Asli

dedi s. asikin

hobi menulis

Jangan Harap Pisahkan LBP dengan JKW

Diperbarui: 23 Februari 2021   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

LBP itu bintang panggung.  Ia pemain watak. Diberi peran apapun dia mainkan dengan baik. Sutradara senang dibuatnya.

Karena itu jangan ada yang harap LBP diberhentikan sutradara. Ia akan dipake terus sebagai pemain sampai sang sutradara lepas kamera dan pulang kampung di "Jawa" sana.

Agar kening tidak berkerut, ada baiknya saya buka-bukaan lebih dulu. Meski saya kira sudah banyak yang bisa mafhum. Yang dimaksud LBP adalah Jendral Luhut Binsar  Panjaitan. Sedang sutradara adalah Presiden Joko Widodo.  Teman-teman sering kali berbincang tentang LBP yang bertahan terus dipanggung kekuasaan. Dalam pemerintahan Jokowi, LBP tak pernah tersingkir. Bahkan jabatanya semakin moncer. Mulai Kepala Staf Kepresidenan, ia unggah jabatan menjadi Menkopolhukam. Lalu bergeser lagi ke Menko Maritim dan Investasi.

Ketika terjadi resafel,  banyak menteri yang jantungnya mendadak kencang berdetak. LBP tenang-tenang saja. Yakin tak bakal kena gusur. Paling-paling cuma kena geser doangan.

Pengamat Medsos, Deni Siregar, berani menjamin LBP akan terus bertahan sebagai bintang panggung sampai JKW tutup layar.  Menurut Deni, Jokowi sangat puas dengan kinerja LBP. Diberi tugas apapun dia langsung tancap gas. Bahkan katanya tak pernah banyak tanya.

Deni juga menyebut banyak langkah JKW yang orisinilnya ide LBP. JKW juga memberi LBP, tugas tambahan. Mengkoordinir Satgas penanggulangan Covid19.

Tanpa banyak masyarakat tahu, ternyata  ada faktor lain yang membuat kedua orang itu sulit dipisahkan. Selain soal peran LBP yang hebat  di mata JKW, mereka juga punya latar belakang bisnis bareng-bareng.

Menurut pengakuan LBP kepada Veter Gontha dalam percakapan di IMPACT, bisnis bareng mereka dimulai tahun 2009.

Sekitar tahun 2007, LBP mendapat konsesi hutan di Nunukan seluas 52 ribu ha. Waktu itu terjadi tumpukan kayu gelondongan dari penebangan di konsesi itu yang belum terpasarkan. Seorang karyawannya di PT Toba Sejahtera  menyebut nama JKW teman kuliahnya di UGM, yang mungkin bisa menyerap kayu itu sebagai bahan baku mebel.

Waktu itu JKW sedang mengembangkan PT Rakabu  perusahaan mebel yang diekspor ke Amerika dan Eropa. Rupanya mereka cocok untuk dagang bersama. LBP atas nama PT Toba Sejahera menjadi pemasok bahan baku. Sekaligus masuk menjadi pemegang saham pada PT Rabuka milik JKW itu. Bisnis itu kata LBP masih berjalan sampai sekarang.

Persahabatan secara pribadipun terus berjalan. LBP sangat membantu mencarikan jalan tol bagi JKW masuk Jakarta. Mulai jadi Gubernur sampai kemudian RI 1.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline