Lihat ke Halaman Asli

Aku, Hitam, Lubang yang Tak Sempurna

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14156914311619888745

Aku sendiri di dalam tempat yang gulita. Memang ada segaris cahaya masuk lewat satu lubang kecil, sayang, tidak cukup manjur untuk mengalihkan perhatianku dari hitam.

Semua itu hitam, ditambah dingin lantai yang kubaringi, ditambah juga bau apek yang kuhirup. Aw, Kasar. Aku tidak diam. Ada saja yang bisa kulakukan, aku hanya tak harus memperlihatkan. Apa yang kulakukan? aku melakukan 'hitam'. Setidaknya, aku menganggap bahwa aku melakukan sesuatu.

Apakah hanya aku yang melakukan sesuatu? Bagaimana dengan si hitam? Dia melakukan sesuatu padaku hingga segaris cahaya pun tidak membuatku melakukan hal yang lain. Aku melihat cahaya itu, tapi aku anggap dia diam, tak ada yang dilakukannya. Ada aku dan hitam yang melakukan sesuatu. Garis cahaya tidak melakukan sesuatu.

Oh! si lubang ternyata yang tengah melakukan sesuatu. Bukankah lubang itu ketidaksempurnaan? Cahaya yang sempurna hanya diam. Lubanglah yang sedang melakukan.

Baik.

Hai hitam, temanku, kita perbesar teman baru kita ini. Aku, hitam, dan lubang. Kami tidak sempurna, hanya saja kami tidak diam. Maaf cahaya, makanya kau tidak masuk hitungan.

Tapi, lubang, hitam, apakah kita akan selalu bersama?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline