Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Tantangan Simone Inzaghi Menambal "Lubang" Conte di Liga Champions

Diperbarui: 29 Agustus 2021   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inter Milan mengawali musim 2021/22 dengan tancap gas. Sumber: AFP/Miguel Medina/via Kompas.com

Sesempurna seseorang, pasti ada kekurangannya. Tidak hanya berlaku bagi kita yang berusaha mematut diri pada angle kamera yang pas, demi menangkap wajah yang terlihat sempurna lalu diunggah di media sosial. Hal ini juga berlaku bagi pelatih hebat asal Italia, Antonio Conte.

Seperti yang sudah kita tahu, sebagai publik penggemar sepak bola, bahwa Conte memang salah satu pelatih jawara. Terbukti, bersama Internazionale Milano, alias Inter Milan, Conte sukses meraih gelar juara Serie A musim 2020/21.

Itu artinya, Conte berhasil meraih gelar di tiga klub yang ia asuh di dua kompetisi elit Eropa. Serie A dan Premier League (EPL). Sebelum menjadi jawara di Premier League bersama Chelsea, Conte sukses menjuarai Serie A bersama Juventus.

Tidak hanya sekali, Conte membawa Juventus berpesta scudetto tiga kali beruntun sejak musim 2011/12. Setelah itu, ia melatih Timnas Italia sampai pada musim panas 2016/17 ia ditunjuk sebagai manajer Chelsea.

Hebatnya, di musim pertama, dia langsung menjuarai Premier League. Di musim kedua, dia memang gagal juara liga, dan apalagi Liga Champions, tetapi dia masih bisa memberikan gelar untuk Chelsea, yaitu Piala FA.

Setelah menganggur setahun, pada 2019, ia mau menjadi allenatore Inter Milan. Musim pertama, Inter sudah menunjukkan tanda-tanda yang dekat dengan scudetto. Sayangnya, Juventus berhasil kembali juara dengan hanya berbeda satu poin!

Antonio Conte punya andil besar dalam membangunkan Inter Milan yang lama tertidur. Sumber: AFP/Marco Bertorello/via Kompas.com

Harapan meraih trofi sebenarnya ada di Liga Europa (UEL). Samir Handanovic dkk. berhasil melaju ke final dan bertemu Sevilla.

Namun, Inter harus rela pulang sebagai runner-up. Tidak hanya Conte yang kecewa, tetapi semua pemain terutama pemain-pemain yang belum pernah merasakan juara di karier tertingginya juga kecewa. Harus menunggu lagi.

Hingga, musim 2020/21 menjadi bukti sah bahwa Conte memang salah satu pelatih yang ber-DNA jawara. Dia sukses membawa Inter memupus dominasi scudetto Juventus yang dulunya juga dialah yang mengawali kesuksesan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline