Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Son Kartu As Lainnya Tottenham Hotspur

Diperbarui: 14 Februari 2019   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Son lakukan first time untuk taklukan Roman Burki. Sumber gambar: timesnownews.com

Kemenangan telak Tottenham Hotspur atas Borussia Dortmund di Wembley Stadium mencuatkan nama Son Heung Min sebagai salah satu pencetak golnya. Menjadi pencetak gol pertama di laga ini, Son patut dijadikan sebagai pembangkit keyakinan---untuk menang---bagi kubu Spurs. Keunggulan ini juga membuat Spurs berhasil memanfaatkan peluang dengan sangat efektif. Selain itu permainan Spurs yang tidak sepenuhnya dominan, membuat kerja sama yang terbangun dalam penyerang dapat dikemas lebih praktis dan cair.

Uniknya, tiga gol ini tercipta dengan cara yang sama, yaitu, pengiriman bola lambung ke kotak penalti. Di sini kita diperlihatkan bagaimana kelemahan Dortmund dalam penempatan pemain dan antisipasi bola-bola silang. Dua gol yang tercipta dari Spurs (Son dan Vertonghen) adalah melalui skema serangan yang dibangun dari flank (kiri saat gol Son dan kanan untuk gol Vertonghen). Spurs yang awalnya mencoba bermain bola-bola datar untuk menembus pertahanan Dortmund seperti babak pertama, kini merubah cara mainnya demi mengalahkan Dortmund.

Skor 3-0 dengan gol terakhirnya yang melalui skema sepak pojok, akhirnya menjadi mimpi buruk bagi tim tamu asal Jerman ini. Gol ketiga Fernando Llorente yang melalui duel bola atas ini kian mempersulit asa tim tamu untuk membalikkan keadaan di leg kedua. Tim asuhan Lucas Favre harus menang dengan skor serupa untuk memaksakan laga sampai babak extra time, atau langsung mencetak 4 gol di 90 menitnya.

Artinya, perlu taktik yang berani full-attack serta bermain efektif dalam menciptakan peluang. Mereka (Dortmund) boleh dominan di leg kedua, namun, tidak dengan memaksa lini pertahanan Spurs 100% fokus bertahan. Karena, sebenarnya dengan skor 3-0, motivasi Spurs adalah mempertahankan agregat. Atau mereka hanya akan menunggu momentum ketika (misalnya) mereka kebobolan. Maka, Spurs akan mencoba mengambil peluang untuk mencetak gol tandang dan mematikan langkah Dortmund.

Untuk itulah, Dortmund perlu menggunakan strategi yang dapat membuat Spurs berani keluar menyerang atau menggunakan taktik man-to-man marking, bukan zona marking. Walau skor agregat kini 3-0, belum tentu menguburkan asa Mario Gotze dkk untuk dapat membalikkan keadaan. Fokus mereka di Signal Iduna Park adalah mencetak satu gol terlebih dahulu.

Selain itu, Dortmund harus bisa memanfaatkan kesalahan-kesalahan elementer yang bisa dilakukan oleh pertahanan Spurs. Artinya, pola tekanan mereka akan sangat tinggi, demi meruntuhkan mental pemain lawan. Khususnya di lini belakang. Artinya, bermain full-attack di sini tidak hanya untuk membangun serangan, namun, juga dalam bertahan. Mereka harus mengejar bola ke manapun termasuk saat bola berada di area pertahanan lawan.

Melalui high pressing ini, kemungkinan ada celah yang dapat dimanfaatkan oleh Dortmund untuk mencetak gol. Walau, demikian, Spurs bersama Pochettino juga tidak segan untuk bermain rapat di lini pertahanan. Selain itu, bermain pragmatis juga malah dapat membuat Spurs dapat membongkar pertahanan lawan dengan kecepatan dan kemampuan individu Son Heung Min.

Pemain Korea ini dapat dipastikan akan menjadi tumpuan serangan Spurs di leg kedua, sama seperti di laga pertama (14/2) ini. Justru dengan bermain bertahan, Spurs akan mampu memaksimalkan Son dengan baik. Inilah yang akan membuat ketiadaan Kane menjadi ruang positif bagi Son untuk membuktikan dirinya memang salah satu penyerang yang berkualitas.

Mengingat banyak pemain hebat berposisikan sebagai winger-attack, seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Mohammed Salah, dan Eden Hazard, maka, tidak menutup kemungkinan pada kesempatan Son untuk menjadi salah satu pemain yang dapat diandalkan timnya. Absennya Kane memang pada akhirnya merubah cara main Spurs untuk tidak sentralistik dalam menyerang (fokus pada Kane sebagai eksekutor utama), melainkan menggunakan berbagai opsi.

Salah satu opsi itu adalah memainkan Son. Son dapat tetap dimainkan sebagai winger. Namun, ketika tidak ada Kane, maka dia akan menjadi pemain yang pasti harus mengeksekusi peluang ke gawang lawan. Begitu pula ketika dirinya berduet bersama Llorente, maka, dia akan menjadi salah satu opsi utama bersama Llorente untuk mencetak gol.

Hal ini menarik, karena, Spurs akan tetap berbahaya lini depannya dalam semua kondisi permainan. Namun, mereka bisa menjadi lemah, ketika tim lawan mampu mematikan pergerakan lini tengah Spurs dan menutup akses Son. Walau (gaya mainnya) berbeda dengan Kane, namun, ketika tidak adanya Kane di lini depan Spurs, maka tim lawan akan tahu bahwa Son adalah pemain yang patut diawasi dan dijaga pergerakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline