Lihat ke Halaman Asli

Berlibur Sejenak Ditemani Kereta Ekonomis Pandanwangi

Diperbarui: 17 November 2020   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiket kereta Pandanwangi relasi Jember -- Banyuwangi harganya 8.000 Rupiah. Tiket ini disubsidi oleh pemerintah.Sumber: Dok. Pribadi

Libur telah tiba. Saya memanfaatkan hari libur untuk jalan -- jalan. Liburannya tidak melancong ke luar negeri, tapi hanya mampir ngombe ke kota sebelah.

Saya naik kereta dari Banyuwangi ke Jember. Kereta yang saya tumpangi namanya Pandanwangi. Saya tidak tahu kenapa dinamakan begitu, tapi saya tahu kereta itu begitu wangi bagi dompet banyak orang.

Petugas stasiun Kalisetail bersiap menyambut kereta lain yang akan tiba.Sumber: Dok. Pribadi

Terutama untuk turis hemat seperti saya, karena harga tiketnya cukup terjangkau. Dengan membeli tiket seharga 8.000 Rupiah saja, sudah bisa duduk di kereta yang aman, bersih dan pakai AC pula. Enake, rek.

Tiket Pandanwangi ramah di kantong karena mendapat subsidi dari pemerintah. Bantuan pemerintah itu disediakan demi menunjang mobilitas warga Banyuwangi, Jember dan sekitarnya.

Kereta Pandanwangi yang saya naiki berpapasan dengan kereta Probowangi di Stasiun Kalibaru.Sumber: Dok. Pribadi

Saya naik Pandanwangi dari Stasiun Banyuwangi Kota. Kereta tiba di stasiun tepat pada pukul 09.50 pagi. Beberapa saat kemudian, kereta meneruskan perjalanan melewati beberapa stasiun seperti Rogojampi dan Glenmore.

Saat kereta melintas di Lereng Gumitir, saya melihat pepohonan rimbun dan hijau, pemukiman warga di dasar lereng dan dua buah terowongan gelap peninggalan Belanda.

Kereta Pandanwangi belum difasilitasi gerbong makan. Penumpang boleh membawa camilan dan alat makan sendiri.Sumber: Dok. Pribadi

Kereta Pandanwangi membawa saya ke Stasiun Ledokombo. Di sekitar stasiun saya melihat tembakau yang dijemur. Saat kereta berhenti sejenak di stasiun itu, samar -- samar hidung saya mencium aroma tembakau yang khas. Ahh... Suegerr rasane.

Selain itu, nuansa tembakau juga ada di Stasiun Kalisat dan Kotok. Selama kereta melintas di sekitar sana, tidak jarang saya melihat kebun tembakau yang luas. Di sebuah sudut ladang itu, saya juga melihat gudang penyimpanan tembakau. Gudang itu terbuat dari kayu dan atapnya dilapisi tumpukan jerami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline