Lihat ke Halaman Asli

Darwin

Dosen, CTO, COO, Trainer, Public Speaker

Kebaikan untuk Sekarang atau Mendatang?

Diperbarui: 3 November 2019   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Kebaikan adalah sesuatu yang baik tetapi kebanyakan orang susah melakukannya secara ikhlas. Mari kita ambil uang 100 ribu bepergian ke mall. Uang 100 ribu tersebut terasa sangat sedikit. 

Sekarang kita ganti tempatnya menjadi panti asuhan, pemikiran kita berubah 180 derajat dan merasakan uang tersebut terlalu besar untuk disumbangkan. Semua orang pasti pernah merasakan hal tersebut. Sekarang saya ingin berbagi cerita dan Pembaca dapat mengambil khidmahnya.


Cerita 1 :
Suatu hari hiduplah seorang yang suci di desa D. Orang suci tersebut setiap harinya mendapatkan makan siang dan makan malam dari penduduk setempat yang sangat menghormati Beliau. 

Satu hari datanglah seseorang ke desa D dan ingin belajar dari orang suci tersebut. Tujuannya adalah menjadi orang suci seperti Beliau. Penduduk setempat yang setiap harinya memberikan makan siang dan makan malam hanya menyediakan porsi untuk orang suci seorang saja, tetapi tidak untuk calon orang suci tersebut.

Satu hari, dua hari, dan tiga hari terlewati, muncul kecemburuan dan ide jahat dari calon orang suci tersebut. Dia menghalangi penduduk setempat yang hendak menjumpai orang suci. 

Makanan yang rencananya diberikan kepada orang suci dititipkan ke calon orang suci dengan alasan orang suci tersebut sakit keras dan tidak bisa keluar dari kamarnya. 

Setelah mengambil titipan makanan tersebut, sebagian makanan dimakannya dan sebagian lagi dibuang. Dengan kesaktian orang suci tersebut, Beliau mengetahui niat jahat calon orang suci tersebut. Akibatnya selama 500 tahun calon orang suci tersebut lahir dan mati dengan kondisi yang sangat tragis dan selalu meninggal dengan kondisi kelaparan.

Cerita 2 :
Alkisah ada orang dermawan yang selalu menyumbangkan tenaga ataupun uang untuk orang yang membutuhkan. Harta kekayaan Beliau pun tidak sungkan-sungkan rela dikorbankannya. 

Dermawan ini adalah seorang pengusaha madu, madu yang dimilikinya ini selalu dibagi-bagikan kepada orang miskin. Suatu ketika Raja kekurangan madu, dan mengutus pengawal untuk menjumpai dermawan. 

Dermawan tersebut tidak menjualnya, tanpa pikir panjang si pengawal dengan arogannya langsung mengancam akan membunuh dermawan tersebut. 

Melihat kearoganannya, dermawan mengatakan dibayar berapapun madu tersebut tidak akan bisa dibeli. Terakhir dermawan tersebut dibunuh di tempat. Kebaikan dermawan selama hidupnya membuatnya terlahir dan mati sebagai orang kaya dan dermawan selama 500 tahun, tidak pernah kekurangan materi sedikitpun dalam setiap kehidupannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline