Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Danamon Optimal, Solusi Optimalkan Hidup untuk Memenuhi Keinginan Sekaligus Kebutuhan

Diperbarui: 5 Agustus 2020   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi: Danamon

Hidup di era sekarang ini tidak terlepas dari persoalan tren gaya hidup. Apalagi bagi kaum milenial yang tinggal di perkotaan, keinginan untuk nongkrong bareng teman di kedai kopi, nonton film bioskop, membeli gadget, dan hal lainnya akan selalu hadir.

Di sisi lain, anak muda tersebut juga memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Ada suatu segmen di masyarakat yang disebut upwardly mobile, di mana segmen ini terdiri dari generasi muda berusia 25-35 tahun dengan berpenghasilan di atas Rp 10 Juta/bulan.

Mereka memiliki ambisi untuk hidup sukses, memiliki keingintahuan yang besar, serta cenderung mengikuti gaya hidup terkini yang akan menjadi bagian besar dari populasi Indonesia. Segmen upwardly mobile ini juga tengah mencari pola perencanaan keuangan dengan baik.

Fenomena Sandwich Generation

Hasil survei "Asia's Next Big Opportunity" yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) menunjukkan segmen masyarakat sebesar 67 juta jiwa di Indonesia terus bertumbuh sejalan dengan perekonomian Indonesia yang terus berkembang.

Mereka memiliki pengeluaran kecil namun bersifat rutin yang disebut latte factor. Pengeluaran tersebut bisa menumpuk menjadi besar seiring keinginan melakukan gaya hidup seperti membeli secangkir kopi tiap hari.

Di sisi lain mereka juga memiliki kewajiban untuk memenuhi tanggung jawab finansial menghidupi keluarga sendiri seperti suami/istri dan anak, serta tanggung jawab finansial menghidupi orangtua atau keluarga besar seperti adik-adik yang masih bersekolah atau kuliah.

Kondisi seseorang yang terjepit pada dua tanggung jawab keuangan sekaligus ini bisa diumpamakan seperti sandwich, sehingga mereka sering disebut sebagai sandwich generation atau generasi sandwich.

Generasi sandwich ini rentan terhadap tekanan sehubungan dengan peran mereka sebagai sumber utama penghasilan untuk menghidupi orangtua dan juga anak-anak mereka.

Tekanan psikologis tersebut bisa terjadi karena orangtua atau generasi tua tidak menyiapkan masa tuanya dengan cermat, baik secara finansial maupun kesehatan.

Mata rantai sandwich generation yang nampaknya sulit putus ini banyak terjadi di negara dengan nilai-nilai kekerabatan yang kuat, seperti Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline