Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

"Ngehe" Dulu Tinggal di Pinggir Rel Kereta, Kini Sukses Jadi Pengusaha

Diperbarui: 22 Agustus 2019   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

"Ngehe. Di mana aku membalik posisi kelemahan menjadi kekuatan. Perjalanan hidup yang ngehe banget, begitu mengesalkan dan menguras emosi jiwa, kujadikan sesuatu yang bukan lagi membawa lara, melainkan menghasilkan daya. Setiap aku membaca tulisan itu, aku akan selalu diingatkan, jangan sampai terjatuh lagi ke situasi tersebut..."

Begitulah salah satu paragraf yang tertulis di bagian epilog dalam buku berudul Ngehe yang ditulis oleh Ali Muharam, founder dan CEO Makaroni Ngehe.

Otobiografi ini berkisah tentang mimpi-mimpi serta pahit-manis kehidupan pemuda kelahiran Tasikmalaya tersebut yang terangkum dalam 324 halaman yang begitu inspiratif untuk dibaca.

Dalam peluncuran buku Ngehe yang dihelat pada Senin, 19 Agustus 2019 lalu di Kemuning Room, Mezzanine Floor, Hotel Mulia Senayan, Ali mengungkapkan jika ia membutuhkan waktu 13 bulan untuk menulis buku tersebut.

Buku terbitan PT Elex Media Komputindo ini menjadi titik awal bagi Ali untuk mewujudkan mimpinya sejak awal merantau ke Jakarta hingga menjadi penulis.

Acara peluncuran buku ini belangsung dalam suasana santai, dan sesekali haru. Ali menceritakan kembali kisahnya semasa kecil di Tasikmalaya ketika sang ibu harus menjadi tulang punggung keluarga usai kepergian sang ayah menghadap Tuhan YME di tahun 1991. 

Sang ibu berjuang menghidupi Ali dan saudara-saudaranya dengan berjualan barang-barang bekas di sebuah gubuk di pinggir rel kereta api di Tasikmalaya.

Salah satu keahlian sang ibu adalah membuat makaroni goreng untuk camilan saat hari raya Idul Fitri.

Makaroni ini begitu disukai oleh tamu-tamu yang berkunjung, dan kelak resep dari sang ibunda inilah yang menjadi cikal bakal kesuksesan Ali saat ini dengan Makaroni Ngehe (MaHe) yang sudah mempunyai 33 outlet di berbagai kota di Indonesia.

Pemuda kelahiran tahun 1985 ini sempat beberapa kali tertawa menceritakan masa-masa kecilnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline