Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Mengapa Nama Ahok Disebut di Surat Wasiat Penyerang Mabes Polri?

Diperbarui: 12 April 2021   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat wasiat Zakiah Aini, penyerang Mabes Polri, pada 31 Maret 2021 (Beritasatu.com).

Perempuan muda generasi milenial, Zakiah Aini (25), yang menyerang Mabes Polri dengan pistol air gun, pada 31 Maret lalu, meninggalkan surat wasiat di rumahnya. Surat itu berisi pesan-pesan terakhirnya buat kedua orangtua dan kakaknya.

Zakiah dalam suratnya itu berpesan kepada kedua orangtua dan kakaknya, terutama mamanya agar rajin sembahyang, mendekati diri kepada Allah, dan tidak berhungan dengan bank karena itu riba yang tidak diridhoi Allah. Tidak bekerja membantu pemerintah yang disebut thogut. Ia berharap dengan kematian yang dia sebut jihad itu akan membawa dia bersama keluarganya masuk surga.

Yang cukup menarik perhatian, adalah satu kalimat pesan untuk kakaknya yang menyingung nama Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta, kini Komisaris Utama Pertamina. Zakia berpesan kepada kakaknya agar "tidak membanggakan kafir Ahok."

Paragraf surat Zakia yang menyinggung nama Ahok itu selengkapnya demikian:

Pesan berikutnya untuk kaka agar rumah Cibubur jaga Dede dan mama, ibadah kepada Allah, dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai jaran islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak. Allah yang akan menjamin rezeki kak. Maaf ya kak, Zakiah tidak bisa membalas semua pemberian kakak...

Dari paragraf surat tersebut tampaknya ada perbedaan pandangan antara Zakia dengan kakaknya itu tentang Ahok.

Zakia memandang Ahok sebagai bagian dari kafir musuh Islam, sedangkan kakaknya bersimpatik atau pendukung Ahok.

Mengapa secara khusus Zakiah menyebut nama Ahok?

Menurut pengamat intelijen dan terorisme Universitas Indonesia,  Stanislaus Riyanta, hal tersebut berkaitan dengan polarisasi yang terjadi di masyarakat, akibat dari politik identitas di Indonesia.

Stanislaus menyebut meskipun faktor utamanya adalah ideologi radikalisme (agama), tetapi ketegangan politik identitas khususnya politik agama yang memecah belah rakyat  juga menjadi salah satu dorongan Zakiah menyerang instansi pemerintah dalam hal ini Mabes Polri, dan menyebut Ahok sebagai bagian dari musuh karena kekafirannya.

"Faktor politik memang jadi salah satu pendorong, terutama politik identitas, tapi bukan faktor utama, faktor utama tetap ideologi kekerasan radikal. Tapi, politik identitas itu menjadi katalisator atau memanas-manasi akasi teror itu," kata Stanislaus (1/4/2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline