Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Anies, Alexis, antara Teori dan Praktik

Diperbarui: 18 Januari 2017   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Liputan6.com)

“Kami akan tegas memerangi narkoba hingga tuntas, tidak sedikitpun ada toleransi!” kata Anies saat debat cagub DKI di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat 13 Januari 2013 itu.

Pemerintah Daerah DKI Jakarta (Ahok-Djarot) hanya berani tegas menggusur pemukiman miskin, tetapi tidak berani tegas menutup Alexis yang merupakan pusat maksiat di Jakarta Utara. Kami (Anies-Sandiaga) akan tegas menutup Alexis, jika kami menang di Pilgub DKI Jakarta, demikian juga serangan Anies kepada Ahok-Djarot.

Berbicara mengenai sikap tegas terhadap narkoba itu, lagi-lagi terjadi: Anies hanya berteori, Ahok tanpa banyak bicara telah melaksanakannya.

Ahok telah menunjukkan bukti ketegasan dalam menghadapi masalah mafia narkoba di DKI Jakarta, ketika dengan beraninya ia menutup usaha dua diskotik besar yang selama ini dikesankan kebal hukum karena dibekingi orang-orang kuat Jakarta: Stadium dan Mille’s.

Sesudah menutup permanen dua diskotik besar itu, Ahok pun melanjutkan ketegasannya yang sangat berani dengan menggusur habis kawasan Kalijodo yang sejak lama dikenal sebagai kawasan mafia perdagangan narkoba dan prostitusi. Meskipun tergolong kelas bawah, tetapi kawasan ini juga sejak lama dikenal sebagai kawasan pusat perdagangan narkoba dan bisnis prostitusi yang seolah-olah tak tersentuh hukum.

Setelah puluhan tahun menikmati statusnya sebagai kawasan hitam yang “tak tersentuh hukum” itu, masa itu pun akhirnya berakhir di tangan ketegasan dan keberanian Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kawasan ini, kini telah berubah total menjadi ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo dengan beragam fasilitas. Selain arena skate parkdan BMX, juga terdapat fasilitas publik yang berfungsi mendukung kegiatan warga di area tersebut.

Dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya, mulai dari mushala, warung kecil hingga toilet ber-AC.

Di kawasan Kalijodo itu dibangun dua mushala. Pertama ada di RPTRA Kalijodo dengan kapasitas sekitar lima orang. Mushala lainnya berada di RTH Kalijodo dengan ukuran cukup besar dan desain unik.

RTH dan RPTRA Kalijodo itu adalah bangunan fisik, dibangun demi dapat membangun karakter manusia dari warga DKI jakarta, yang tentu merasa nyaman dan terhibur, bisa relaks, santai bersama keluarga. Dan berintertaksi dengan sesama warga di sana.

**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline