Lihat ke Halaman Asli

Pola Asuh pada Anak

Diperbarui: 8 November 2017   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan diri seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya. Disini saya akan menjelaskan secara singakat beberapa model pola asuh pada anak. menurut Baumrind, pola asuh pada anak itu ada 4 yaitu:

1. Pola Asuh Otoriter: Dalam pola usuh ini segala ucapan, perkataan maupun kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang harus ditaati. Untun menjadikan anak taat orang tua tidak segan-segan menerapkan hukuman yang keras pada anak. Pada pola asuh ini orang tua tidak suka anaknya membantah, mengkritik, meprotes atas apa yang orang tua perintahkan. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan pada anak seringkali anak yang dididik dengan pola asuh yang otoriter ini cenderung tumbuh menjadi pribadi yang suka memberontak, membantah dan berani melawan arus terhadap lingkungan sosial. 

Kadang -kadang anak tidak mempunyai sikap peduli dengan sekitarnya, antipati, pesimis dan anti sosial. Hal ini, diakibatkan tidak adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat. Apapun yang dilakukan oleh anak tidak penah mendapatkan perhatian, dan penghargaan yang tulus oleh orang tuanya. 

2. Pola Asuh Permisif: Sebalinya pola asuh ini orangtua memberikan kebabasan yang sangat luas pada anaknya karena cenderung pada pola asuh ini orang tua tidak peduli. Orangtua seringkali menyetujui apa saja yang diinginkan anaknya kehendak anaknya selalu disetujuin ini mengakibatkan anak menjadi manja. Semua kehidupan ditentukan oleh kemauan dan keinginan anak. Akibanya aturan yang diterapkan orang tua cenderung tidak penah diperhatikan anak. 

Ketika anak mampu memanajemen dirinya dengan baik, kemungkinan kebebasan yang diberikan oleh orangtua digunakan untuk mengembangka kreatifitas dan bakatnya, sehingga ia menjadi seorang individu yang dewasa, inisiatif dan kreatif. Tetapi hal ini jarang kita temukan seringnya anak yang diberikan kesempatan secara bebas malah seringkali disalah gunakan oleh anak.

3. Pola Asuh Demokrasi: Pola asuh demokrasi ialah gabungan antara pola asuh otoriter dan pola asuh permisif dengan tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara orangtua dan anak. Baik orangtua maupun anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menyapikan suatu keputusan, nah jadi antar anak dan orangtua dapat berdiskusi, berkomunikasi untuk memperoleh kesepakatan bersama. 

Karena hubungan anak dan orangtua berjalan dengan menyenangkan, maka anak memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan diri anak. Pola asuh demokrasi ini akan berjalan secara efektif bila ada 3 syarat: (1) orangtua yang dapat menjalankan fungsinya memberikan kesempatan apa anak untuk mengemukakan pendapatnya (2) anak memiliki sikap yang dewasa yang dapat mengeri bahwa orangtua sebagai pemimpin dalam keluarga (3) orang tua dapat memberikan kepercayaan dan tanggung jawab pada anaknya.(Drs. Agoes Dariyo, 2007)

4. Pola Asuh Situasional: pola asuh ini mencampurkan ketiga pola asuh yang diatas jadi tidak ada patokan karena mereka menyesuaikan dengan situasi, tempat dan waktu bagi setiap keluarga yang besangkutan. Jadi pola asuh ini tegantung pada orangtua untuk menanganinya terkadang mengunkan pola asuh yang demokratis ataupun yang otoriter.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline