Lihat ke Halaman Asli

Si Pengkhianat

Diperbarui: 22 Oktober 2018   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pada hari itu, seingatku aku bertanya mengenai semuanya, _semuanya_ ......

Ia diam,

aku memahami diamnya , ini tentang memahami ego nya, 

aku bertanya tentang sebab dan akibat yang akan ia dapatkan tapi ia diam, aku sadar keadaannya takkan pernah mendengar kata kataku.

perkara kami rumit namun harus diselesaikan saat itu juga, hingga dentangan perasaan berdengung dengung mengiris semuanya, kali ini hati yg mengendalikan penuh, ego ku kesampingkan agar tak terjadi apa apa, tapi ia kalah.

aku tak bisa mengendalikan semuanya setelah saat itu, semua tangan mencoba menggapai namun tak ku dapati tangannya, aku mencari tangan pucat itu diantara belasan tangan segar lainnya, _ia sudah tak ada_,

aku berlari sendiri, menerabas setiap rimbunan semak-semak, mencoba lari dari semuanya, karena tak ada yg memahami ku saat ini,

Duri duri semak menggores, menyisakan garis garis kenyataan, ia memerah, memerih,aku merintih.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline