Pada hari itu, seingatku aku bertanya mengenai semuanya, _semuanya_ ......
Ia diam,
aku memahami diamnya , ini tentang memahami ego nya,
aku bertanya tentang sebab dan akibat yang akan ia dapatkan tapi ia diam, aku sadar keadaannya takkan pernah mendengar kata kataku.
perkara kami rumit namun harus diselesaikan saat itu juga, hingga dentangan perasaan berdengung dengung mengiris semuanya, kali ini hati yg mengendalikan penuh, ego ku kesampingkan agar tak terjadi apa apa, tapi ia kalah.
aku tak bisa mengendalikan semuanya setelah saat itu, semua tangan mencoba menggapai namun tak ku dapati tangannya, aku mencari tangan pucat itu diantara belasan tangan segar lainnya, _ia sudah tak ada_,
aku berlari sendiri, menerabas setiap rimbunan semak-semak, mencoba lari dari semuanya, karena tak ada yg memahami ku saat ini,
Duri duri semak menggores, menyisakan garis garis kenyataan, ia memerah, memerih,aku merintih.....