Lihat ke Halaman Asli

Strategi Kebijakan Fiskal dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 11 Oktober 2020   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: bps.go.id

Strategi Kebijakan Fiskal dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di tengah Pandemik COVID-19

By Dagri Meifardo

Tulisan ini dibuat dengan data pada kuartal 2 tahun 2020

Pandemik Berdampak pada Semua Sektor

Coronavirus Disease atau yang dikenal dengan akronim COVID-19 pertama kali dideteksi memasuki Indonesia pada tanggal 2  Maret 2020 yang didapati pada 2(dua) orang yang terkonfirmasi tertular dari seorang Warga Negara Jepang yang terkonfirmasi Positif pada tanggal 9 April, yang sebarannya telah terjadi i 34 Provinsi di Seluruh Indonesia

Berdasarkan Data dari Situs Resmi COVID-19 bahwa pada posisi Tanggal 30 Agustus 2020 telah tercatat 172.053 Orang terjangkit  dengan penambahan jumlah kasus 2.858 kasus dan berada dalam Posisi ke-2  di Asia Tenggara setelah Filipina, adapun jumlah pasien yang terkonfirmasi dalam perawatan 23,6%, dengan tingkat kesembuhan sebesar 72,2 %  sedangkan pasien Meninggal sekitar 4,3%.

Keadaan ini berdampak secara signifikan pada hampir seluruh sektor terutama Sektor Kesehatan demikian juga pada Sektor Ekonomi, mengutip data dari Kompas.com yang menyitir penjelasan Laporan Badan Pusat Statistik  bahwa pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuatral II mengalami negatif sampai dengan minus 5,32 %  untuk Pertama kalinya sejak 2018

Indikator Makro Pertumbuhan Menjadi Negatif

Sumber: bps.go.id

Pertumbuhan Negatif ini ditandai dengan Indikator Makro pada Eksport dan Import dimana Eksport Indonesia Mengalami Penurunan yang cukup lumayan sampai dengan 9,90% sedangkan Import mengalami Penurunan hingga 32,55% hal ini mengisyaratkan tentang turunnya kemampuan Produksi juga lemahnya daya Beli Pemerintah , namun pada sektor Pertanian masih menggembirakan karena masih bertumbuh secara Positif pada Triwulan II ini dengan pertumbuhan 2,80% dengan Total PDRB sebesar Rp.437,33 Triliun.

Demikian halnya dengan Eksport hasil Pertanian yang masih bertumbuh secara Positif dengan pertumbuhan 9,67% , diikuti dengan pertumbuhan Eksport Sektor olahan Pertanian yang juga mampu bertumbuh 5,32%, sektor ini yang masih memberikan harapan untuk dapat mendorong pertumbuhan Ekonomi ke arah yang Positif pada Kuartal 3.

Indikator Ekonomi Makro lainya yang menggambarkan tingkat Daya Beli Masyarat yang melemah adalah ditandainya dengan terjadinya Deflasi Indeks Harga Produsen pada Kuartal 2 tahun 2020 dengan angka Deflasi 1,44%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline