Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Mengenang "Daeng Jaga", Penulis Buku Syekh Yusuf Al-Makassary

Diperbarui: 7 September 2022   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga (foto dok : Nur Terbit)

Mengenang "Daeng Jaga", Penulis Buku Syekh Yusuf Al-Makassary - (Catatan : Nur Terbit).

Nama lengkapnya: Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga. Tapi kami sering memanggilnya "Daeng Jaga". Waktu beliau masih aktif sebagai pemerhati seni dan budaya terutama etnis Bugis-Makassar, saya sebagai wartawan daerah ketika itu (1980-1984), sering mampir di kantornya di Taman Budaya, Benteng Ujungpandang (sekarang Makassar). 

Seniman dan budayawan "Kota Daeng" pada masa 1980-an, juga tidak sedikit yang mengenal sosok dan sepakterjang beliau di dunia yang berkaitan dengan budaya daerah Sulsel.

Beliau ketika itu memang adalah Kepala Taman Budaya Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 1999 sampai memasuki masa purna bhakti September 2004.

Sebagai Kepala Taman Budaya, saya sering berdiskusi dengan "Daeng Jaga" sambil wawancara soal budaya untuk konsumsi berita di media tempat saya bekerja sebagai koresponden koran nasional, atau surat kabar yang terbit di Ibukota Jakarta.

Jamaluddin Azis Paramma Daeng Jaga, lahir 18 Agustus 1984 di Taeng, Kabupaten Gowa. Sempat menjadi guru sampai tahun 1970.

Sekitar tahun 2000-an atau 22 tahun silam, beliau pernah mengunjungi saya ke Laikang, satu kampung kecil di Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Dia mampir ke rumah Puang Ngolle/Puang Lantik (almarhum mertua perempuan dan laki-laki saya) begitu mendengar saya lagi pulang mudik lebaran ke Makassar.

Ketika beliau mendengar saya lagi pulang mudik lebaran ke Kota Anging Mammiri tahun 2000-an atau 22 tahun silam itu, Daeng Jaga sengaja jauh-jauh datang dari kediamannya di Pao-Pao Kabupaten Gowa, untuk bersilaturrahmi ke Sudiang, di Utara Kota Makassar yang berbatasan dengan Kabupaten Maros. 

Dalam kunjungannya itu, beliau membawa 3 (tiga) buku karangannya sebagai oleh-oleh dia untuk saya jika balik ke Jakarta. Buku yang berisi tentang "Tuanta Salamaka, Syekh Yusuf Al Makassary, penyebar Islam di Sulsel". 

Buku pertama karangannya yang dihadiahkan ke saya adalah "Syekh Yusuf Al-Makassary (Putra Makassar) - Penerbit Nala Cipta Lierra, Oktober 2007. Isi buku mengenai riwayat hidup singkat, keturunan, dan ajaran Syekh Yusuf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline