Masa mudik lebaran sudah berlalu. Kini sudah berganti arus balik. Ibarat mata air, banyak warna-warni cerita yang seolah tidak habis-habisnya untuk diungkapkan kembali.
Hal ini karena tradisi mudik lebaran pulang kampung di Indonesia, hanya berlangsung sekali setahun.
Biasanya mudik dilakukan setiap Ramadhan hingga Syawal, dua bulan yang ada di tahun Hijriah kalender Islam.
Tradisi mudik sendiri, konon kabarnya dilakukan pertama kali oleh para petani Jawa. Pada zaman kerajaan, orang-orang yang merantau akan pulang ke kampung halaman masing-masing untuk membersihkan makam leluhurnya.
Adapun kata "Mudik" merupakan singkatan dari kata Bahasa Jawa. Kata ini adalah "mulih dilik" yang berarti pulang kampung sebentar. Belakang makin populer, khususnya sejak era Orde Baru zaman Soeharto.
Acara "ritual" di era Jokowi ini, sempat terhenti selama 2 (dua) tahun. Itu karena adanya larangan "pulkam" dari pemerintah dengan alasan membatasi penyebaran bahaya virus Covid19.
Itu sebabnya begitu larangan hajatan mudik ini dibuka kembali, tentu dengan tetap ada pengetatan dan ketentuan pemerintah, seolah terjadi ephoria bagi masyarakat. Rindu kampung halaman yang sudah lama terpendam, jebol juga akhirnya.
Khusus untuk yang mudik 2022 dengan menggunakan angkutan kapal laut, ini ada sedikit saya kutip datanya.
Untuk persiapan angkutan lebaran tahun 2022 ini, PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) mengoperasikan 26 kapal penumpang, 44 kapal perintis dengan total seat yang dipersiapkan sebanyak 49.267 seat.
Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT PELNI, Yahya Kuncoro merinci sebanyak 32.447 seat telah disiapkan untuk kapal penumpang dan 16.820 seat dengan kapal perintis untuk melaksanakan angkutan lebaran 1443 H Tahun 2022.