Lihat ke Halaman Asli

Payah, Duo Korea Ini

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika Korsel menang 2-0 atas Yunani, saya termasuk orang yang senang sekali. Maklum saya senang melihat penampilan negri ginseng ini. Semangat pantang menyerah, daya juang dan motivasi sejak saya mengenalnya di Piala Dunia Mexico 1986, Korsel telah meraih angka seri 1-1 dengan Bulgaria, kalah 1-3 dengan Argentina dan 2-3 dari Italia.  Meski sebagai juru kunci,  Korsel kalah secara terhormat mampu meladeni mantan kampium Piala dunia dengan ngotot.  Dan sejak itu, Piala Dunia menjadi langganan.

Begitu juga kekalahan 1-2 Korut dari Brasil di laga perdana, mengundang decak kagum "sang misteri" Korut  ini.  Maklum kiprah Korut tersimpan rapat, sulit diintip tim lain.

Pujian bagi kedua Korea yang dipisahkan oleh garis 38 derajat lintang utara ini mengalir deras. Duo Korea sebagai simbol perjuangan dan etalase bangsa ASia.  Tak kurang sejumlah pengamat melontarkan kekagumannya dan apresiasinya.

Di laga kedua, decak kekaguman dan permainan ngotot yang ditampilkan sebelumnya smendadak pupus sudah.   Korea Selatan harus kalah mudah 1-4 dari Argentina.  Tragisnya, Korea Utara yang tampil ngotot melawan Brasil, dengan mudah dan menjadi bulan-bulan dilumat Portugal 0-7. Padahal 44 tahun silam di Piala Dunia 1966, Korut kalah dramatis 3-5 dari Portugal setelah unggul 3-0.  Nasibnya kini menyusul Nigeria dan Kamerun sebagai tim dengan peluang sudah habis.

Kini kita berharap pada Korsel untuk menundukkan Nigeria  dan Jepang vs Kamerun.

Ayolah Korsel berilah kebanggaan diriku dan penggemar beratmu!! (**)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline