Lihat ke Halaman Asli

Sekulerisme Melahirkan Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan

Diperbarui: 23 Maret 2018   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memperingati Hari Perempuan Internasional, sekitar seribu orang berkumpul menggelar aksi Women's March di Jakarta pada Sabtu (3/3) pagi. Aksi bertajuk #LawanBersama itu menyuarakan tuntutan dan aspirasi yang berpihak pada kaum perempuan. Setidaknya ada delapan tuntutan utama pada aksi kali ini. Aksi Women's March Jakarta berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB. Massa mengawali perjalanan dari Sari Pan Pacific, Sarinah. Mereka kemudian menyusuri jalan MH Thamrin, dan Medan Merdeka Barat menuju Taman Aspirasi Monas di depan Istana Negara. [cnnindonesia.com]

Dari delapan tuntutan dan aspirasi yang disuarakan saat aksi Women's March lalu berujung pada tuntutan pemberlakukan kebebasan. Padahal nyatanya semakin berkembangnya perilaku kebebasan justru dapat meningkatkan angka kekerasan. Maka sesungguhnya yang menjadi akar terjadinya kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan adalah Liberalisme dan Sekulerisme yang kini ada di tengah kehidupan kita.Hal tersebut dapat terlihat bagaimana justru negara-negara barat yang memberlakukan kebebasan berbasis gender memiliki angka kekerasan, diskriminasi dan pembunuhan perempuan tertinggi.

Sehingga untuk menghapuskan kekerasan dan diskriminasi tersebut hanya dapat dilakukan dengan penghapusan Sistem Liberalisme dan dan Sekulerisme yang ada, dan  menggantinya dengan Islam secara kaffah. Islam memandang lelaki dan perempuan adalah sama dan yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaanya. Sebagaimana firmannya dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 ".... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu...". Karenanya Islam akan memberikan perempuan kedudukan yang mulia, dan kehormatan yang harus dijaga dan dilindungi sebagai pencetak generasi penerus peradaban.

Wallahu'alam bisshawab

_Nenden




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline