Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

[Cerpen Anak] Arwina, Pahlawan Cilik Peduli Sampah

Diperbarui: 2 Mei 2023   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto dokumentasi Pemdes Kalisidi diambil dari kompas.com

Hari ini aku datang lebih cepat ke sekolah.  Pukul 06.15 sudah sampai di depan gerbang.  Pagi ini ayah ada rapat penting di kantor tempatnya bekerja. Khawatir terlambat, kami berangkat lebih pagi dari rumah.

Setiap hari memang ayah yang mengantarku ke sekolah, sekalian berangkat ke kantor. Terlebih, sekolahku dan kantor ayah satu arah. Melewati jalan raya yang sama. Hanya saja, jarak kantor ayah lebih jauh.

Saat aku sampai, suasana tempat aku menuntut ilmu selama tiga bulan terakhir ini masih terlihat lengang. Lampu-lampu yang dipasang untuk menerangi sekitar sekolah, bahkan belum dimatikan.

Jam masuk sekolah kami memang pukul 07.30. Biasanya siswa mulai ramai berdatangan sekitar pukul 06.45 hingga 07.15.

"Ternyata masih sangat sepi ya, Win. Kalau begitu biar ayah tunggu kamu di sini dulu," ucap ayah sambil melihat sekeliling sekolah.

Aku menggelangkan kepala. "Jangan, nanti ayah terlambat sampai kantor. Wina berani kok. Lagi pula, tuh sudah mulai ada beberapa yang datang."

Dari arah jalan besar memang terlihat satu-dua siswa yang mulai berdatangan.

"Kalau begitu ayah ke kantor ya, Win. Hati-hati," ucap ayah kemudian, sambil mengangsurkan tangan kanan untuk aku kecup.

Setelah ayah berlalu, aku membuka pintu pagar yang masih tertutup rapat. Saat pintu pagar terbuka, betapa terperanjatnya aku. Halaman sekolah kotor penuh sampah.

Aku menatap nanar sampah-sampah yang berserakan tersebut. Ada botol bekas minuman kemasan, ada plastik bekas makanan, hingga sedotan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline