Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Pele Pahlawan Sejati Brasil

Diperbarui: 5 Desember 2022   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: https://www.the42.ie/pele-1970-documentary-netflix-5361805-Feb2021)

Sudah lebih setahun saya menyaksikan film dokumenter berjudul Pele, di platform Netflix, namun entah kenapa saya baru tertarik menuliskan rangkumannya pada momen Piala Dunia Qatar 2022.

Film dokumenter sepak bola ini disutradarai duet David Tyhorn dan Ben Nicholas rilis pada 23 Februari 2021, mengabadikan perjalanan luar biasa Edson Arantes do Nascimento menjadi pesepakbola paling terkenal di dunia dan pahlawan bagi negaranya.

Diceritakan oleh Pele sendiri dengan menyentuh, pada beberapa momen ia bahkan tak kuasa menahan tangis mengenang perjalana karir sepak bolanya yang ia bangun sehingga menjadi satu-satunya pemain yang menang tiga Piala Dunia dari empat kali tampil; mencetak 1.282 gol dalam 1.367 pertandingan profesional sepanjang karirnya.

****

Pele lahir pada 23 Oktober 1940, ayahnya Dondinho, pesepakbola lokal dari klub Fluminese. Pele kecil hidup pada masa tak berkecukupan, ia kerja serabutan, menjadi penjaga kedai cafe, pernah pula menjajakan jasa menyemir sepatu. Pele kecil yang hobi sepak bola tak sanggup membeli sepatu bola.

Semua orang di Brasil, termasuk Pele, selamanya mengenang peristiwa pertandingan menentukan antara Brasil berhadapan dengan Uruguay di Piala Dunia Brasil 1950. Piala Dunia pertama yang digelar selepas Perang Dunia II.

Timnas Brasil begitu dekat dengan trofi Piala Dunia perdana. Nyaris seluruh warga Brasil ingin menjadi saksi hidup peristiwa besar nasional, laga yang digelar di 'kuil sepak bola' Stadion Maracana, Rio de Jeneiro.

Belum ada siaran televisi waktu itu, sehingga satu-satunya cara harus meyaksikan langsung di stadion. Tak kurang dua ratus ribu orang datang dan tercatat sebagai penonton terbanyak dalam sejarah sepak bola.

Pele masih kanak-kanak 10 tahun, ia hanya bisa mendengarakan pertandingan di saluran radio. Satu pertandingan historis yang memberi dampak bagi pribadi Pele dan seluruh negara.

Sesungguhnya Brasil hanya butuh hasil imbang (Piala Dunia 1950 belum menerapkan sistem final, tapi perhitungan poin), ternyata secara menyakitkan dikalahkan oleh Uruguay dengan skor 1-2, sehingga tim Celeste memenangkan trofi kedua di hadapan tangisan tak terkira ratusan juta masyarakat Brasil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline