Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Kilas Balik Piala Dunia 2018, Bayang-bayang Tuan Putin, Kisah Kroasia, dan Perancis di Puncak Dunia

Diperbarui: 17 November 2022   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: https://www.cnnindonesia.com/olahraga/)

Piala Dunia Russia 2018 dimulai saat malam takbir hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah. Saya masih bisa mengingat pergi ke lapangan menjalankan sembayang Ied, tak lama setelah Presiden Russia Vladimir Putin dan Persiden FIFA Giannini Infantino membuka turnamen dengan kemenangan besar tuan rumah 5-0 melawan Arab Saudi.

Bagi saya Piala Dunia 2018 adalah turnamen paling kental muatan politisnya. Mengingat Russia 2018 maka tak bisa melepaskan dari sosok tuan Putin, orang paling kuat di negara "Beruang Merah" dalam beberapa dekade.

Russia dipilih menjadi tuan rumah (2018) dan Qatar (2022) dalam satu paket pada waktu bersamaan-hal belum pernah dilakukan FIFA- pada 2 Desember 2010 di Zurich Swiss.

Secara mengejutkan Russia menyisihkan Inggris, dan Qatar mengalahkan Amerika Serikat, di mana Russia dan Amerika Serikat lebih difavoritkan berdasarkan semua indakator syarat menjadi host.

Pada akhirnya voting itu terbukti skandal korupsi pejabat FIFA. Dua pertiga anggota Komite Eksekutif yang memberikan suaranya terbukti menerima suap dan dihukum FBI, termasuk aib yang menjatuhkan kekuasaan Presiden Sepp Blatter, pada 2015 setelah 18 tahun sebagai "Godfather" sepak bola.

Putin banyak dituduh memanfaatkan Piala Dunia 2018 sebagai alat untuk kepentingan politisnya. Misi Putin mirip dengan apa yang dilakukan diktator fasis Jorge Rafael Videla pada Piala Dunia Argentina 1978.

Setelah menjadi tuan rumah Piala Dunia, peran dan pengaruh Russia makin kuat, sehingga Putin tak gentar dengan ancaman kelompok negara Barat saat memutuskan perang menyerang Ukraina, yang masih berlangsung hingga kini.

****

Kembali pada pertarungan di lapangan sepak bola. Pencapaian Rusia sendiri bagus, maju hingga babak delapan besar. Sbornaya sukses mengalahkan Spanyol di babak 16 besar melalui adu pinalti, sebelum dihentikan Kroasia, juga lewat adu pinalti.

Piala Dunia 2018 juga makin menegaskan "kutukan" juara bertahan. Jerman yang masih diperkuat mayoritas skuad juara pada Brasil 2014, ternyata menjadi juru kunci grup di bawah Swedia, Meksiko, dan Korea Selatan. Jerman mengikuti jejak Perancis (2002), Italia (2010), Spanyol (2014).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline