Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Malam Minggu Bersejarah di Pantai Bira dan Saatnya Indonesia Bersinar di Panggung Dunia

Diperbarui: 10 Desember 2019   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rosiana Tendean mengarak Obor Api Asian Games di Pantai Tanjung Bira (Dokumen Pribadi)

Tiap pesta olah raga (Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade) menjelang, selalu mengingatkan masa-masa kecil saya yang bercita-cita kelak menjadi atlet nasional, dengan penuh kebanggaan mewakili Indonesia, negara tercinta.

Bahkan saya sedikit terobsesi jika menyaksikan di televisi saat anggota kontingen Indonesia yang akan berlaga di ajang multi event, dilepas Presiden Suharto, dalam upacara kenegaraan di Istana Merdeka, dimana setiap  atlet diabadikan dengan rasa bangga mencium bendera Merah-Putih.

Dunia olahraga memang passion saya sejak kecil. Prestasi akademik standar saja, tidak pernah mendapatkan juara kelas. Namun nilai mata pelajaran olahraga selalu mendapatkan nilai delapan, bahkan sembilan. Pengetahuan saya seputar dunia olahraga memang luas. Saya belum lupa saat Pak Suardi, guru olah raga menguji kami siswa SD, siapa pemegang rekor Asia lari 100 M putra ?

Teman-teman menjawab dengan yakin: Mardi Lestari dari Indonesia, catatan waktu 10,20 detik. Jawaban mereka dibenarkan, sedangkan jawaban saya (Talal Mansoor) dinilai salah. Guru dan teman-teman belum tahu bahwa rekor Mardi sudah diperbaharui oleh Talal Mansoor, Sprinter Qatar, dengan catatan waktu 10,14 detik.

Rupanya sang guru tidak up to date dengan dunia olah raga, sedangkan saya selalu mencari tahu perkembangan aktual persaingan dunia sport, lokal ataupun manca negara, dari hampir semua cabang olah raga. Sumber saya waktu itu tabloid Bola dan rubrik olah raga Kompas. Siaran TV hanya dapat TVRI, dan saya setia menunggu sebulan sekali program Arena & Juara, dan satu lagi Dari Gelanggang ke Gelanggang. Dari apa yang saya baca dan tonton, saya kemudian mengidolakan pebulutangkis Ardi Wiranata, Eddy Hartono/Gunawan; saya juga fans Marco van Basten dan suporter PSM Makassar.

****

Dalam hitungan hari, pesta olahraga terbesar benua Asia akan dimulai, dan rasanya luar biasa bangga, kita bangsa Indonesia, mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Asian Games ke-18.

Sungguh suatu perhelatan akbar yang menggelorakan kebesaran bangsa, martabat dan kebanggan bangsa Indonesia. Menjadi tuan rumah Asian Games tentu lebih akbar dan bergengsi dibandingkan menjadi tuan rumah ASEAN, APEC, OPEC, atau sejenisnya. Bayangkan, lebih dari setengah abad, tepatnya sudah 56 tahun, negara kita kembali dipercaya, setelah tuan rumah Asian Games 1962 yang fenomenal di masanya saat Presiden Sukarno menjadi sang pelopor.

Tentu saya sangat senang dilanda demam Asian Games 2018. Saya telah mengajukan cuti, supaya tidak melewatkan ajang terbesar yang pernah diselenggarakan bangsa Indonesia, karena saya meyakini ini kesempatan pertama dan terakhir, saya bisa menyaksikan langsung Asian Games di negeri sendiri.

Eforia dimulai ketika dengan gegap gempita saya turut menyambut arak-arakan Api Asian Games yang singgah di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Masyarakat Bulukumba sepantasnya merasa bangga mendapatkan kehormatan besar. Kabupaten yang berjarak sekitar 170 km dari kota Makassar, memeroleh kepercayaan menyambut kirab Obor Asian Games 2018 (Torch Relay), Sabtu 28 Juli 2018 lalu.

Pusat Kota Bulukmba menyambut meriah Pawai Obor Asian Games (Dokumen Pribadi)

Antusiasme masyarakat Bulukumba menyambut Obor Asian Games sangat tinggi. Mereka sudah menunggu dengan memadati ruas-ruas jalan yang akan dilintasi arak-arakan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline