Lihat ke Halaman Asli

Cristina Balqis

What doesn't kill you only makes you stronger. Except for zombie bites

Jati Diri Ksatria, DNA Para Demokrat

Diperbarui: 30 April 2019   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kumparan

Demokrat itu parpol yang punya jati diri. Begitu kesimpulan saya membaca aktivitas Demokrat sepanjang pilpres ini. Dengan berada di kubu Prabowo-Sandiaga, kader-kader Demokrat berjuang dengan cara-cara yang santun. Demokrat selalu menyampaikan saran, masukan dan kritik membangun untuk pemerintah hari ini agar pemerintah hasil Pilpres 2019 bisa semakin baik lagi. Galibnya, saran, masukan dan kritik itu gak "asal jeplak", tapi punya landasan pikiran yang jernih, tegas dan tepat. Sehingga, kader-kader Demokrat gak pernah sampai dituding tukang nyinyir.

Di lain sisi, kader-kader Demokrat selalu "pasang badan" buat Prabowo-Sandiaga. Meskipun politik identitas/SARA marak di Pemilu 2019, Demokrat sama sekali gak tergoda. Demokrat maju ke depan dengan menjual gagasan. Di sisi Pilpres, Demokrat berjuang untuk membumikan visi-misi Prabowo-Sandiaga hingga ke tingkat akar rumput. Di sisi Pileg, Demokrat menawarkan 14 Prioritas Demokrat untuk rakyat.

Bahkan sebagai kawan baik Prabowo-Sandiaga, Demokrat gak segan-segan menyampaikan masukan untuk mereka. Ibarat obat yang meski pahit tapi berguna untuk kesehatan kita, Demokrat memberikan masukan justru untuk kebaikan perjuangan koalisi Prabowo-Sandiaga sendiri. Jadi gak  ada istilah ABS bagi kader-kader Demokrat.

Makanya, Demokrat selalu tegar di jalannya. Kita pasti masih ingat ketika ramai isu "bagi-bagi" kursi menteri di koalisi Prabowo-Sandi. Demokrat langsung menapik. Pasalnya, pertempuran belum usai. Tak elok rasanya bicara kekuasaan saat rakyat sedang habis-habisan memperjuangkan perubahan.

Demikian pula ketika ada kabar keretakan Koalisi Prabowo-Sandiaga. Beberapa lingkar utama Jokowi diketahui sudah bertemu dengan pimpinan Partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. Iming-iming kursi menteri beredar luas. Tapi jawaban Demokrat singkat saja. Pertempuran baru berakhir pada 22 Mei saat KPU memutuskan ketuk palu penetapan hasil Pemilu. Sebelum itu, posisi Demokrat tetap bersama Prabowo-Sandiaga. Ini prinsip Demokrat. Ini juga mengingatkan kita pada prinsip ksatria.

Semua ini bisa terjadi sebab Demokrat punya karakter, punya jati diri. Istilahnya, Demokrat punya Deoxyribonucleic acid (DNA) khusus, yakni gak pernah meninggalkan kawan, bukan oportunis, dan menjadi penyeimbang apapun peran yang diambil. Tentu saja semua orientasinya demi kepentingan rakyat.

Lima tahun terakhir kita sudah sama-sama melihat kejujuran Demokrat sebagai penyeimbang. Demokrat selalu objektif. Kebijakan pemerintah yang baik untuk rakyat pasti akan didukung, sebaliknya Demokrat akan menolak kebijakan pemerintah yang gak baik untuk rakyat.

Inilah kunci yang membuat Demokrat bisa terus bertahan menghadapi badai gelombang zaman. Bravo Demokrat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline