Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Iman, Sandaran Hidup Kita (Renungan Minggu Biasa XXVIII)

Diperbarui: 10 Oktober 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto.dok.pribadi/Patung Bunda Maria di Teluk Gurita Atambua Belu

Kunci utama menggapai kebahagiaan hidup adalah memiliki tujuan hidup yang jelas. Hal pertama yang harus dipastikan adalah soal asal dan tujuan hidup manusia. 

Dari mana ia datang dan kemana dia akan pergi? Pertanyaan Yesus kepada para murid memiliki makna yang mendalam, "Apa yang kamu cari?" Mau cari apa?

Sebagian orang mengatakan bahwa; tujuan utama dari hidup adalah kebahagian. Sebenarnya kebahagiaan dan ketenangan hidup hanya diperoleh dalam iman. Kata pemazmur, "Hanya dekat pada Tuhanlah aku tenang, padaNyalah keselamatanku." 

"Kebahagiaan hakiki hanya diperoleh ketika manusia bersandar pada Tuhan."

Injil hari ini menampilkan dialog antara Yesus dan orang kaya, 

"Guru, apa yang harus kuperbuat supaya memperolehh hidup yang kekal?" Supaya masuk Surga, turutilah pertintah Allah; (Sepuluh Perintah Allah). Yesus memandangnya dengan penuh kasih dan berkata; 

"Hanya satu kekuranganmu. Pergilah dan jualah milikmu dan berikanlah kepada orang miskin maka engkau akan memperolah harta di surga."

Ungkapan kesedihan orang kaya dalam injil hari ini, menunjukkan bahwa betapa sulitnya manusia melepaskan diri dari tawaran duniawi. 

Dunia bukanlah bukanlah suatu keburukan, hanyalah persinggihan dan bukan tujuan utama dari hidup. Kita sering mengikatkan diri pada dunia, karena itu tepatlah kata-kata Yesus, dimana hartamu berada, di situ pula hatimu berada.

Tujuan hidup sesungguhnya hanya akan dicapai bila kita tidak mengikatkan hati kita pada dunia. Dunia hanyalah perantara, sarana dan bukan menjadi tujuan utama pencaharian hidup manusia.

Tentu bukanlah persoalan mudah bagi manusia untuk melepaskan ikatan dunia, karena bagaimanapun manusia hidup di dunia, hal sederhana, ketika kita mengatakan "uang bukan segala-galanya, tetapi ia menjawab, tetapi segala-galanya butuh uang." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline