Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Sekolah di Perantauan: Siapkan Mentalmu sebagai Pemenang

Diperbarui: 26 Juni 2022   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi merantau (Sumber: unsplash.com/Michael Barón)

Pilihan menjadi pelajar atau mahasiswa di perantauan bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Kesiapan mental untuk menghadapi tantangan secara mandiri di tanah rantau merupakan modal penting yang harus dimiliki.

Banyak orang-orang yang sukses menempuh pendidikan di perantauan, baik di luar kota maupun di luar negeri. Tapi tak sedikit pula yang mengalami kegagalan dengan berbagai macam alasan dan penyebab.

Ada yang drop out karena salah pilih jurusan, ada yang karena terlalu aktif di kegiatan ekstra di dalam dan di luar kampus, atau aktif sebagai aktivis organisasi sehingga kuliah ataupun belajar menjadi hal yang nomor dua. Ada pula yang karena salah pergaulan hingga terjerat ke dalam hal-hal negatif.

Pilihan menempuh pendidikan di luar kota ataupun di luar negeri sudah menjadi tren sejak dulu hingga sekarang ini.

Jika dulu mungkin karena sebaran perguruan-perguruan tinggi yang 'berbobot' terbatas hanya ada di kota-kota besar dan daerah tertentu saja. 

Namun, meski sekarang pemerataan ketersediaan perguruan-perguruan tinggi yang berkualitas sudah ada dan hampir merata ada di setiap daerah, akan tetapi keinginan untuk menempuh pendidikan di perantauan tetap saja ada, salah satu alasannya adalah belajar hidup mandiri.

Yah, kunci daripada belajar di tanah rantau adalah kemampuan untuk hidup mandiri. Kemampuan untuk mengatur waktu, seperti bagaimana mengatur waktu untuk kuliah, belajar, beristirahat termasuk urusan sepele tapi penting yaitu urusan makan (menjaga kesehatan). 

Selain itu kita juga dituntut untuk pandai mengatur keuangan dan yang paling penting adalah bagaimana kita memilih lingkungan pergaulan.

Jika, anak sudah terbiasa hidup mandiri sebelumnya mungkin tidak terlalu beratlah untuk beradaptasi dengan kehidupan baru di perantauan, akan tetapi jika kehidupan mandiri itu merupakan pengalaman pertama, ini yang cukup rawan dan berpotensi menyebabkan kegagalan.

Di perantauan mengatur waktu itu sangat penting, jika bersama keluarga mungkin masih ada yang bisa mengingatkan. Namun jika hidup sendiri, di mana keputusan itu ada ditangan sendiri, hal ini bukan lagi hal yang mudah akan tetapi menjadi sesuatu yang sulit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline