Lihat ke Halaman Asli

Yucatan : Benteng Terakhir Peradaban Suku Maya di Meksiko

Diperbarui: 25 September 2020   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                            Chichen Itza, Yucatan

                 Sumber : community.snapwire.co

Meksiko memang telah menyandang status sebagai negara merdeka sejak 210 tahun yang lalu. Perjuangan mereka dalam melawan dan mengusir kolonialisme serta  imperialisme Spanyol adalah puncak perjuangan Meksiko dalam meraih kemerdekaanya. Namun bagi suku Maya, kemerdekaan tersebut hanyalah “ilusi” belaka. Suku Maya, nama suku ini mungkin tidak asing bagi seluruh masyarakat dunia, terutama ketika suku tersebut menciptakan suatu ‘ramalan” yang cukup menghebohkan dan menciptakan suatu kepanikan ketika “ramalan” tersebut mengatakan bahwa pada bulan Desember tahun 2012, dunia akan mengalami kiamat. Beruntunglah bagi kita bahwa ramalan tersebut hanyalah ramalan kosong belaka dan buktinya dunia tetap bertahan hingga sekarang ini.   

  Suku Maya (Mayan People) adalah suku asli negara bagian selatan Meksiko yang pernah menciptakan suatu peradaban besar di muka bumi pada berabad-abad sebelumnya di era masehi dan sebelum masehi. Suku Maya adalah salah satu dari tiga suku asli yang menghuni Meksiko sebelum jaman kolonial disamping suku Azteca. Peradaban yang dihasilkan oleh suku Maya dan kerajaanya menjadi salah satu “peradaban abadi” selain peradaban Mesir kuno, China Kuno, dan Mesopotamia Kuno.  Peradaban Suku Maya tersebut telah meninggalkan warisan besar untuk umat manusia seperti Arsitektur, ilmu Astrologi, Kesehatan, Penanggalan dalam bentuk Masehi, dan Sistem Agrikultur. Salah satu peninggalan dan jejak kejayaan dari Suku Maya.  Selain itu, wilayah peradaban dan kerajaanya juga membentang dari Meksiko hingga ke negara benua Amerika Tengah lainya seperti Guatemala, Belize, El Salvador, dan Honduras. Kisah dari kejayaan peradaban dan kerajaan suku Maya ini sekilas mengingatkan kita dengan Kerajaan Sriwijaya yang pernah mengalami era kejayaan pada abad 13 masehi dimana mampu memperluas pengaruh dan wilayahnya hingga ke Malaysia dan Filipina. 

a-bustling-marketplace-in-the-aztec-capital-of-tenochtitlan-u-l-pojsmk0-5f6cf0dc097f3644ff3b9d02.jpg

              Suku Maya sebelum kolonial di Yucatan

                             Sumber : google.com

   Sayangnya, semua peradaban dan kejayaan yang telah dibangun selama berabad-abad lamanya tersebut runtuh dalam waktu singkat ketika bangsa Spanyol dibawah kepemimpinan Fransisco Hernandez de Cordoba mulai menjejaki tanah selatan Meksiko yang merupakan wilayah kekuasaan suku Maya. Setelah pertempuran yang cukup sengit dan menelan banyak korban jiwa dari prajurit dan penduduk sipil suku Maya, akhirnya wilayah selatan dan ‘peradaban” wilayah suku Maya mulai berjatuhan ke tangan Spanyol . keberhasilan Spanyol melakukan invasi ke wilayah selatan kekuasaan suku Maya menjadi awal kejatuhan tanah Meksiko ke tangan Spanyol, 2 tahun kemudian pada tahun 1521, wilayah kekuasaan suku Aztec dengan pusat wilayahnya yang bernama Tenochtitlan jatuh ke tangan prajurit Spanyol yang mengakibatkan sang raja harus terbunuh oleh perisitiwa itu. Meski Aztec menyerah ke tangan Spanyol. Pusat “peradaban” suku Maya tetap bertahan dari invasi Spanyol. Wilayah tersebut yang dikenal dengan Yucatan. Butuh berpuluh-puluh tahun lamanya bagi Spanyol untuk menaklukan Yucatan hingga pada tahun 1546. 

   Yucatan (Yucatan Peninsula) adalah sebuah wilayah yang terletak di wilayah selatan Meksiko yang berdekatan dengan Gulf of Mexico dengan luas wilayah 39.524 km dan jumlah penduduk sebanyak 2.097.175 jiwa. Wilayah ini dapat dikatakan sebagai benteng terakhir peradaban dan kebudayaan suku Maya yang masih bertahan hingga sekarang ini dikarenakan hampir 800.000 suku asli Maya menetap dan menjadi masyarakat lokal disana . Semenjak Spanyol menguasai negeri Meksiko, seluruh suku asli negara Meksiko termasuk suku Maya itu sendiri dipaksa untuk meninggalkan segala identitas kebudayaan mereka dari mulai bahasa, kepercayaan hingga adat istiadat. Mereka diwajibkan untuk menguasai bahasa Spanyol dan memeluk agama Katolik yang merupakan agama yang dianut oleh seluruh orang Spanyol pada saat itu. Mereka yang menolak untuk mengubah identitas mereka akan disiksa, dijadikan budak dan bahkan dibunuh. Itu semua adalah sekian catatan dari banyaknya kekejaman Spanyol di Meksiko termasuk di Yucatan itu sendiri. 

                 

300px-uxmal-pyramid-of-the-magician-5f6cf218097f3622735d03d5.jpg

                              Uxmal, Yucatan

                           Sumber : Yucatan.com

                                        

28011-5f6cf25dd541df74062256a2.jpg

                                     Chichen Itza
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline