Lihat ke Halaman Asli

chitania sari

mahasiswa

Corona, Proses Keteguhan Kita sebagai Bangsa

Diperbarui: 20 Maret 2020   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi bbcnews

Dua minggu ketika wabah Covid-19 muncul di China kemudian menyebar ke seluruh duniaa, lalu melanda Indonesia, kita mengaku belum terjangkiti. Saat itu, kita focus pada pemulangan warga Indonesia dari Wuhan dan beberapa ABK kapal dari Jepang dan Batam. Indikasi adanya penderita Covid -19 di Indonesia, langsung dibantah pemerintah.

Hanya saja seminggu kemudian ada beberapa kasus muncul yaitu yang berasal dari Depok dan merupakan satu keluarga seniman. Rupanya mereka tertular dari WNA berkebangsaan Jepang yang berdansa bersamanya. Ada tiga orang dalam keluarga itu yang terjangkit virus Corona.

Secara singkat kemudian Indonesia menjadi salah satu daerah dengan penderita yang cukup banyak, meski beberapa negara di dunia seperti Italy dan China  serta Iran. Tapi tingkat mortality Indonesia masih nomor dua tertinggi setelah Italy. 

Karena itu pemerintah gencar untuk melakukan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga batas berbicara/ bertemu, memberi pembersih /hand sanitizer dan melakukan edukasi-edukasi lainnya, termasuk menghimbau agar masyarakat beribadah di rumah masing-masing sementara waktu. Ini untuk menghambat laju jumlah orang yang terjangkit virus tersebut.

Memang, banyak dari kita berfikir bahwa penyakit datang dari Allah dan kita wajib berdoa agar Allah mencabutnya. Namun sebenarnya adalah Allah mencabutnya disertai upaya kita untuk sembuh melalui dokter, perawat dan obat-obatan. Kita juga wajib berupaya untuk menjaga kesehatan kita sendiri agar imunitas meningkat. Kita harus punya tafsiran yang positif dan membangun agar kita, komunitas dan masyarakat senantiasa kuat. Kita akan semakin kuat sebagai bangsa.

Atas sebaran virus dan penyakit yang melanda dunia yang meningkat tajam, memang kita patut untuk prihatin. Yang dibutuhkan oleh masing-masing (termasuk negara) adalah sikap tenang dan bijak untuk mencari langkah-langkah pemecahan.  Kepanikan hanya membuat kita berfikir pendek dan langkah-langkah yang kita ambil mungkin tidak bijaksana.

Virus corona bukan azab tetapi musibah dan ujian untuk meneguhkan solidaritas saling membantU dan gotong royong. Dengan menghadapinya secara bersama-sama dan dengan keteguhan yang kuat, insyaallah kita akan melampaui segaia ujian ini dengan baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline