Lihat ke Halaman Asli

Manajemen Kurikulum untuk Mencapai Tujuan Pendidikan

Diperbarui: 27 Desember 2021   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manajemen kurikulum merupakan suatu upaya memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, terutama meningkatkan kualitas interaksi antara pendidikan dan pembelajaran. Upaya tersebut memerlukan evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang terdiri dari komponen-komponen yang berhubungan. Manajemen pembelajaran menjadi sistem dengan komponen terkait. Komponen tersebut meliputi siswa, guru, kurikulum, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan sarana prasarana. Maka dari itu, manajemen kurikulum dan pembelajaran saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan (Sulfemi, 2019). Sedangkan mutu pendidikan adalah mutu yang didasarkan pada kebutuhan atau standarisasi sebelum, selama, dan setelah proses sistematis yang secara terus menerus meningkatkan kualitas unsur-unsur yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan sekolah secara lebih efektif dan efisien (Sista, 2017).

Studi ilmu pembelajaran dan kurikulum membahas permasalahan guru sebagai yang berperan sangat penting pada keberhasilan proses pendidikan. Masalah dan tantangan yang kemungkinan besar dihadapi guru pada pengembangan kurikulum perlu mendapat pembahasan tersendiri.

Manajemen kurikulum mempunyai ruang lingkup yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan, kurikulum juga merupakan kurikulum kelengkapan. Hal ini karena kurikulum menerapkan kurikulum nasional (standar/kemampuan dasar) dan mengutamakan kegiatan yang mengaitkan dengan kebutuhan lokal dan keadaan sekolah yang bersangkutan yang berintegrasi pada peserta didik atau lingkungan sekolah (Rusman, 2009: 4).

Ada lima prinsip yang perlu dipertimbangkan ketika menerapkan manajemen kurikulum. Prinsip tersebut, yaitu produktivitas yang harus menjadi tujuan manajemen kurikulum untuk mempertimbangkan siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum mereka. Prinsip demokratisasi dan penerapan manajemen kurikulum harus berbasis demokrasi. Oleh karena itu, pengelola, praktisi, dan mahasiswa perlu melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum. Lalu, prinsip kerjasama aktif antara pihak yang terlibat diperlukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan pengelolaan kurikulum. Prinsip efektivitas dan efisiensi, kegiatan manajemen kurikulum menghasilkan manfaat dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif rendah. Selanjutnya, prinsip untuk memandu visi, misi, dan tujuan kurikulum. Proses manajemen kurikulum perlu memperkuat dan memberi arah visi, misi, serta tujuan kurikulum

Fungsi manajemen kurikulum yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan Sumber Daya Kurikulum sehingga pengelolaan terencana dan efektif. Lalu, meningkatkan pemerataan bagi siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, misalnya terlibat kegiatan ekstrakurikuler dan kolaboratif yang berkaitan dengan pencapaian tujuan kurikulum. Selanjutnya, peningkatan relevansi dan efektivitas pembelajaran. Setelah itu, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memotivasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran dengan meningkatkan efektivitas kinerja guru dan aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Lalu, peningkatkan pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar dengan terus dipantau untuk memastikan konsistensi antara desain yang direncanakan dan pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, saat meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk mendukung pengembangan kurikulum khususnya pada melengkapi bahan ajar dan sumber belajar perlu disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan pembangunan daerah.

Tujuh pandangan mengenai kurikulum menurut Hamalik (2007:5), yaitu kurikulum sebagai program kegiatan yang direncanakan, kurikulum sebagai hasil belajar yang diharapkan, kurikulum sebagai reproduksi budaya, kurikulum sebagai latihan dan koleksi yang cermat, dan kurikulum sebagai agenda rekonstruksi sosial. Lalu, kurikulum pun sebagai obat. Selanjutnya, kurikulum dianggap sudut pandang berbeda tentang kurikulum lama dan baru.

Konsep kurikulum sebagai suatu entitas. Kurikulum dipandang masyarakat sebagai rencana pembelajaran dengan seperangkat tujuan pendidikan. Kurikulum juga dapat merujuk pada dokumen yang memuat tujuan, materi, kegiatan pendidikan dan pembelajaran, jadwal, serta rumusan penilaian. Kurikulum juga bisa disebut sebagai tertulis. Pembuat kurikulum dan politisi kebijakan pendidikan bertemu dengan masyarakat. Kurikulum juga dapat ditargetkan ke wilayah, sekolah, kabupaten, atau negara tertentu.

Kurikulum lahir sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian sistem sekolah, sistem pendidikan, dan bahkan sistem komunitas. Sistem kurikulum terdiri dari struktur personalia, alur kerja pengembangan dan kurikulum, serta implementasi, evaluasi, dan penyelesaian. Hasil dari sistem kurikulum adalah perakitan kurikulum, dan fungsi sistem kurikulum adalah untuk mempertahankan kurikulum yang dinamis.

Kurikulum sebagai mata pelajaran adalah bidang studi untuk kurikulum dan profesional pendidikan, dan mengajarkan kualifikasi. Pada bidang studi, kurikulum bertujuan mengembangkan pengetahuan dan sistem kurikulum. Pada mempelajari konsep dasar kurikulum dapat dilakukan dengan kegiatan penelitian dan eksperimen bidang kurikulum.

Pedoman pelaksanaan kurikulum yaitu rencana adalah tujuan dan struktur pendidikan. Selain itu, pemerintah pusat telah mengeluarkan pedoman umum yang harus diikuti sekolah dalam menyusun rencana operasional sekolah. Pedoman ini adalah struktur pembelajaran lainnya, program persiapan, pedoman membuat program pembelajaran, pedoman membuat program pendidikan (rencana), dan pembagian tugas antar guru.

Masalah dan kendala pada implementasi kurikulum ada dua yaitu masalah umum dan khusus. Berbagai masalah-masalah umum dapat dikelompokkan menjadi delapan, yaitu bidang cakupan (scope), relevansi, keseimbangan, integrasi, sekuensi, kontinuitas, artikulasi, dan kemampuan transfer (transfrability). Sedangkan masalah khusus berbagai isu terkait dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kurikulum sekolah, isi dan organisasi kurikulum, dan isu-isu yang berkaitan dengan persiapan dan revisi kurikulum. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dinamis dan terus berkembang. Pengembangan kurikulum mengacu pada kegiatan yang menciptakan produk baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline