Lihat ke Halaman Asli

Menuju Tatanan Dunia Multipolar Pasca-Barat

Diperbarui: 2 Mei 2023   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita rencana pertemuan Joe Biden dan pemimpin negara negara kepulauan Pasifik di Port Moresby Papua Nugini (Sumber:Post-Courier)

Analisis ini ditulis menanggapi rencana Joe Biden yang akan mengadakan pertemuan dengan 18 pemimpin negara-negara di kepulauan Pasifik, yang sebenarnya acara pertemuan tanggal 22 Mei 2023 dengan 18 pemimpin negara negara kepulaluan Pasifik tersebut sejatinya digagas PM Narendra Modi (India) dalam Summit of India and Pacific Island Countries (FIPIC).

Pada bulan Februari tahun ini, lembaga pemikiran Eropa "European Council on Foreign Relations" (ECFR) mempublikasikan laporan survei global terkait perang Rusia-Ukraina setahun yang lalu.

Selain mencakup Inggris dan 9 negara Uni Eropa (Jerman, Prancis, Denmark, Italia, Polandia, Portugal, Spanyol, Rumania, dan Estonia), survei ini juga mencakup data dari Amerika Serikat, Turki, China, India, dan Rusia.

Berdasarkan hasil survei, peneliti Universitas Oxford, Timothy Garton Ash, mengemukakan beberapa temuan utama:

1. Perang Rusia-Ukraina telah meningkatkan solidaritas "Barat", membuat pandangan responden Inggris, Amerika, dan Eropa tentang isu-isu global lebih sejalan.

2. Sebagian besar responden Inggris, Amerika, dan Eropa menganggap Rusia sebagai musuh Barat, dan perlu membantu Ukraina untuk mengalahkan mereka. Namun, tatanan dunia yang akan datang kemungkinan akan terbentuk dari dua kelompok kompetisi utama yang dipimpin oleh China dan AS.

3. Mayoritas responden dari China, India, Turki, dan Rusia justru percaya bahwa tatanan dunia multipolar lebih mungkin terjadi daripada penataan bipolar China-AS. Dunia pasca-Barat telah menunjukkan tren diversifikasi, dengan negara-negara besar yang muncul seperti India dan Turki yang hanya akan mencari cara untuk "bertindak sesuai dengan syarat mereka sendiri" (act on their own terms) di antara China dan Amerika Serikat.

Dengan kata lain, meskipun Barat tampaknya solid, pengaruh global mereka telah melemah. Dunia yang menuju multipolaritas menandakan bahwa negara-negara non-Barat telah aktif terlibat dalam kompetisi di berbagai bidang global, tidak lagi dibatasi oleh kelompok-kelompok kamp dan mencari kepentingan mereka sendiri.

A. "Unaligned" sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan

Mantan Penasihat Keamanan Nasional India, Shivshankar Menon, juga mengamati bahwa perang Rusia-Ukraina telah membuat banyak negara "Global South" (Asia, Afrika, dan Amerika Latin) - termasuk kekuatan baru seperti Indonesia, India, Brasil, dan Afrika Selatan - menolak untuk memihak Barat, tetapi tetap menjaga hubungan baik dengan Barat dan Rusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline